Menjadi penginjil keliling memang tidak menjanjikan sebuah kehidupan yang mewah. Namun itulah kehidupan yang dipilih Charles Frederick Weigle. Weigle lahir di LaFayette, Indiana tanggal 20 Nopember 1871. Setelah ia masuk di Cincinnati Conservatory of Music, Weigle menekuni karirnya di bidang penulisan lagu rohani dan khotbah.
Suatu malam, ketika ia baru pulang dari pelayanan firman, ia temukan sepucuk surat dari istrinya. Pesan itu berisi kalau sang istri membawa putri mereka yang masih kecil pergi meninggalkan Weigle untuk mencari kehidupan yang lebih mewah di sebuah kota yang jauh letaknya.
Beberapa waktu kemudian, ketika sang istri menjelang ajalnya, dia masih sempat meminta putri mereka untuk mencari Weigle dan meminta Weigle berdoa baginya. Akan tetapi, pesan itu terlambat sampai ke Weigle.
Weigle mengalami putus asa yang sangat dalam, bahkan sempat menimbang-nimbang untuk mengakhiri hidupnya. Akan tetapi, melalui pergumulannya itu, ia justru mengalami anugerah pemulihan dari Allah yang luar biasa.
Suatu hari, ketika ia duduk di depan pianonya, sambil merenungkan betapa besar kasih dan penyertaan Allah dalam masa-masa sulitnya, ia mulai memainkan tuts-tuts piano. Ia menggabungkan nada-nada menjadi paduan yang indah dengan syair lagu ciptaannya. Sebuah lagu tercipta. Lagu yang menenteramkan hati banyak orang yang tahu bagaimana pahitnya patah hati.
Kata-kata dalam lagu itu muncul dari dalam hati yang luka, patah semangat dan putus asa, yang merupakan lukisan kehidupan pengarangnya. Akan tetapi, dari hati yang hancur, Allah yang penuh anugerah memulihkan hidupnya. Lagu itu merupakan jaminan akan pemeliharaan Allah. Lagu itu kita pujikan dalam Kebaktian Umum pukul 09.00. Judul aslinya "No One Ever Cared for Me Like Jesus". Terjemahan bahasa Indonesianya ialah "Tak Seorang Lain Seperti Yesus" (PPK 65 B). Pengarang lagu itu menghabiskan 15 tahun sisa hidupnya di Tennessee Temple Schools di Chattanooga. Selama hidupnya ia menulis lagu rohani lebih dari 1000 lagu. Ia meninggal dunia tanggal 3 Desember 1966 di Chattanooga, Tennessee.
Dalam kehidupan ini, kita pasti mengalami putus asa, patah hati, dan kehilangan. Akan tetapi, melalui lagu ini biarlah kita diingatkan dan dikuatkan oleh kasih Allah. Allah kita adalah Allah yang peduli. Allah mau menyembuhkan, memulihkan hati kita, lebih dari yang dapat dilakukan orang lain kepada kita. Melalui lagu ini kita juga dipanggil untuk memberitakan anugerah Allah ini kepada mereka yang memerlukan.
Sumber:
- Henry Gariepy, Songs in the Night: Inspiring Stories behind 100 Hymns Born in Trial and Suffering, Grand Rapids: William B. Eedrmans Publishing Company, 1996, h. 124./
- http://www.cyberhymnal.org/bio/w/e/i/weigle_cf.htm
- Login to post comments
- 6928 reads
Comments
2 comments posted"Dalam kehidupan ini, kita pasti mengalami putus asa, patah hati, dan kehilangan. Akan tetapi, melalui lagu ini biarlah kita diingatkan dan dikuatkan oleh kasih Allah. Allah kita adalah Allah yang peduli. Allah mau menyembuhkan, memulihkan hati kita, lebih dari yang dapat dilakukan orang lain kepada kita. Melalui lagu ini kita juga dipanggil untuk memberitakan anugerah Allah ini kepada mereka yang memerlukan"
Aku terdiam setelah membaca ini. Its so begitu mudah dan benar. 642-587 dumps, 642-611 dumps...
great...