Login / Register    » RSS GEMA Feed

Sejarah Lagu Penyerahan Karangan Orang Cacad

admin's picture

Bacalah kata-kata lagu rohani yang dicetak dua kali (dengan dua melodi yang berbeda) pada halaman 38-39. Kesan apakah yang diperoleh dari merenungkan baris- baris puisi itu?

Bukankah syair itu seolah-olah dikarang oleh seorang pria yang berbadan kuat dan sehat, yang beidiri tegak bagi Kristus dengan penuh kepahlawanan?

Nah, bacalah judul pasal ini. Mungkinkah kata-kata tadi dikarang oleh seorang yang cacad jasmaninya?

Betul...seorang wanita yang seumur hidupnya tidak pernah mengalami kesehatan yang sempurna, dan yang meninggal pada usia yang masih agak muda, yaitu 42 tahun.

Di antara segala hasil karya wanita itu (yang berjumlah 50 syair), "Lagu Penyerahan Karangan Orang Cacad" ini bukanlah suatu pengecualian: Hampir semua nyanyian pujian yang pernah diciptakannya itu berjiwa kekuatan dan kepahlawanan.

Siapakah wanita yang cacad tubuhnya namun besar jiwanya itu?

Putri yang Pandai

Frances Ridley Havergal lahir pada tahun 1836 di Inggris, sebagai putri bungsu seorang pendeta. Gadis kecil itu pandai sekali: Pada umur tiga tahun, ia sudah dapat membaca dan menghafal ayat-ayat Alkitab. Pada umur tujuh tahun, ia sudah dapat mengarang sanjak. Ia belajar berbagai-bagai bahasa, dan juga menjadi sangat mahir sebagai penyanyi dan pemain piano.

Namun masa kanak-kanak si Frances sering dibayangi oleh penyakit. Oleh karena itu pendidikannya terhenti-henti, diselingi oleh , masa perawatan dan istirahat.

Pada salah satu masa istirahat itu, Frances dibawa ke negeri Jerman. Di sebuah musium lukisan, ia melihat sebuah gambar Yesus di kayu salib, dengan tulisan di atas mahkota duriNya sebagai berikut: "Inilah yang Kulakukan bagimu; apakah yang kaulakukan bagiKu?"

Terdorong oleh lukisan itu, dan oleh pengaruh-pengaruh yang lain, Frances Ridley Havergal menjadi seorang Kristen yang setia. Ia merasa dipanggil pergi sebagai utusan Injil, tetapi kesehatannya tidak mengizinkan. Maka ia menggunakan tiap kesempatan yang ada padanya untuk melayani Tuhan Yesus di tanah air sendiri.

Penginjil Pribadi

Banyak cara yang dipakai oleh Frances Havergal sebagai hamba Tuhan: mengajar, menyanyi, memainkan dan menggubah musik Kristen. Tetapi cara yang rupa-rupanya paling cocok baginya ialah penginjilan pribadi. Secara wajar ia dapat bercakap- cakap dengan orang-orang lain tentang iman dalam Yesus Kristus. Sering ia berhasil membimbing mereka sehingga percaya kepada Sang Juru Selamat.

Menjelang Hari Natal tahun 1873, Frances Havergal mengunjungi rumah besar milik teman-temannya. Ada sepuluh orang dalam keluarga itu; sebagian besar belum percaya kepada Tuhan Yesus, dan yang telah menjadi orang Kristen, sudah agak suam.

Nona Havergal berdoa, "Ya Tuhan, selama lima hari aku berada di sini, berilah aku sepuluh jiwa!"

Tuhan mengabulkan doa itu dengan cara yang ajaib. Satu persatu teman-temannya itu dibimbing untuk percaya kepada Tuhan Yesus, atau untuk membarui penyerahan diri mereka kepadaNya.

Pada malam terakhir Frances Havergal menginap di rumah keluarga itu, ia sudah pergi tidur. Lalu ada yang mengetuk pintu kamarnya. Ternyata dua gadis dalam keluarga itu masih sangat membutuhkan pelayanan rohani. Mereka sedang menangis. Maka Nona Havergal membimbing mereka sehingga dengan penuh sukacita mereka pun menyerahkan diri kepada Tuhan Yesus.

Setelah pengalaman yang sedemikian hebatnya, Frances Ridley Havergal sulit tidur. Ia terus memuji-muji Tuhan, serta kembali menyerahkan diri kepadaNya. Maka mulailah berputar-putar dalam otaknya kata-kata dari sebuah syair. Satu persatu ia memikirkan baris-baris bersanjak yang kemudian digabungkannya menjadi "Lagu Penyerahan Karangan Orang Cacad"

Inspirasi Pengarang Sendiri

Lagu pilihan yang diciptakan oleh Frances Ridley Havergal itu, di kemudian hari menjadi inspirasi bagi pengarangnya sendiri. Ia merasa bersalah pada saat merenungkan baris, "Kuabdikan hartaku." Maka ia mengumpulkan segala perhiasannya kecuali sebuah bros warisan dari ibunya, dan mengirimkan semuanya agar dijual untuk menyokong pengutusan Injil. "Belum pernah aku begitu senang mengepak sebuah dos," demikianlah kesaksian pengarang dermawan itu.

Pada tahun 1879, ternyata hidup wanita yang berbakat itu hampir tamat. Menjelang ajalnya, ia pun mencetuskan: "Bagus! Sekian dekat pintu gerbang surga!"

Atas permohonannya sendiri, batu nisan yang didirikan di atas kuburnya itu memuat, bukan salah satu syairnya, melainkan kutipan ini dari 1 Yohanes 1:7: "Darah Yesus, AnakNya itu, menyucikan kita daripada segala dosa. "

Inspirasi Orang Lain

"Lagu Penyerahan Karangan Orang Cacad" itu juga sudah berkali-kali menjadi inspirasi bagi orang-orang lain. Hasil karya Frances Ridley

Havergal itu sering dinyanyikan pada saat undangan. Orang-orang yang tadinya hanya ikut-ikutan saja mengidungkan nyanyian sidang, kemudian mulai menyanyi dengan bersungguh-sungguh, oleh karena mereka baru saja menyerahkan diri kepada Tuhan Yesus.

Nyanyian pujian itu pun telah menjadi inspirasi sekelompok orang dengan cara yang agak lucu. Ada kumpulan kaum wanita di gereja, dan pemimpin mengumumkan lagu rohani yang disoroti dalam pasal ini. "Mari kita menyanyikan bait satu, dua, tiga, dan lima," katanya.

"Ibu ketua," kata seseorang menyela, "saya berkeberatan melompati bait keempat!"

Tentu saja para hadirin segera mencari bait keempat yang dipersoalkan itu. Barisnya yang pertama ialah, "Kuabdikan hartaku."

"Saya berkeberatan," wanita itu meneruskan, "oleh karena kita bukan hanya melompatinya dalam nyanyian: Kita pun melompatinya dalam persembahan! Jumlah uang yang masuk demi pengutusan Injil sedikit sekali. Berkali-kali ada himbauan dari negeri-negeri lain. Kita mendengarkan, lalu cuma berkata, `Ya, sangat menarik,' .... dan kita terus melompati saja bait keempat itu."

Juga Penginjil Pribadi Ada macam-macam melodi yang pernah dijodohkan dengan "Lagu Penyerahan Karangan Orang Cacad" itu. Frances Ridley Havergal paling menyukai sebuah melodi gubahan ayahnya sendiri. Ada juga sebuah lagu yang sering terdengar, dari seorang komponis yang tak dikenal.

Tetapi sungguh menarik, bahwa melodi yang paling terkenal yang pernah dicocokkan pada "Lagu Penyerahan Karangan Orang Cacad" itu, adalah basil karya seseorang yang sama saja seperti Nona Havergal sendiri dalam satu hal, yaitu: Kedua-duanya sangat rajin sebagai penginjil pribadi.

Henri A. Cesar Malan dilahirkan di Geneva, Swis, pada tahun 1787. Nenek moyangnya telah mengungsi dari negeri Perancis demi kebebasan beragama.

Anak laki-laki itu rupanya seorang yang serba dapat, misalnya: sebagai musikus, pelukis, penyair, ahli cetak, tukang kayu, montir, dan pandai besi! Setelah tamat universitas, mula-mula ia hendak menjadi seorang usahawan di negeri Perancis. Lalu ketika masih muda ia pun merasa dipanggil menjadi pendeta. Pada tahun 1810 ia ditahbiskan di kota Geneva. Selama setengah abad lebih, ia melayani Tuhan dan sesama manusia, sampai wafatnya pada tahun 1864.

Salah seorang yang pernah dibimbing kepada Kristus oleh Pdt. C. Malan sebagai penginjil pribadi, ialah Charlotte Elliott, seorang pengarang lagu pilihan yang riwayatnya dimuat pada pasal 7 dalam JILID 4 dari seri buku ini.

Salah satu dari seribu lebih nyanyian pujian yang pernah dihasilkan oleh Pdt. H. A. C.

Author
: H.L. Cermat
Sumber
: Riwayat Lagu Pilihan dari Nyanyian Pujian, Jilid 1
® Lembaga Literatur Baptis
Submitted by admin on 27 June, 2006 - 11:29

Komentar