Login / Register    » RSS GEMA Feed

Audio Rahmiati

admin's picture

Berikut ini adalah daftar Ringkasan Kotbah Pdt. Rahmiati sebanyak .... dengan ..... link audio.

Daftar Bahan Kotbah Rahmiati
No Audio Nats Alkitab Judul Ringkasan Kotbah
1 Mat.16:13-28 Pola Pikir Tuhan dan Pola Pikir Saya Apakah Tuhan menghendaki kita mengenal kekristenan/mengenal Dia dari sudut pandang manusia atau dari sudut pandang Allah?
  Hos. 6:6 Allah Lebih Menyukai Kasih Setia Pengenalan akan Allah bukan hanya secara intelektual tetapi kita juga harus hidup di dalam pengenalan itu. Berdasarkan relasi yang telah dipulihkan itulah kita berperilaku yakni sesuai dengan Firman.
2 Kej. 1:1-25 Allah Sang Pencipta Allah Yahweh adalah Allah yang layak disembah karena Dialah sang pencipta, yang menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada dan Dialah Allah yang akan memimpin umat-Nya melintasi perjalanan dalam dunia ini dengan kasih setia-Nya.
  Kej. 1:26-28 Gambar dan Rupa Allah Allah berkenan menyatakan kita sebagai gambar Allah dengan maksud agar kita mencerminkan siapakah Allah dan sifat-sifat-Nya di tengah dunia ini. Sehingga di mana pun kita berada, dunia boleh melihat gambar Allah melalui diri kita.
3 Kej. 2:1-3; Hari Sabat Apa itu hari Sabat? Apa sebenarnya kebenaran yang ingin Tuhan komunikasikan kepada kita mengenai hari Sabat? Hari Sabat kita rayakan untuk memuliakan Tuhan.
  Kej. 3:1-7 Kejatuhan Manusia ke Dalam Dosa Sejak awal manusia diciptakan adalah untuk terus bergantung pada Allah. Tetapi pada saat manusia diperhadapkan pada dua otoritas yang berbeda, manusia dengan kemandiriannya memutuskan untuk bertindak sesuai dengan penilaiannya. Dan manusia tidak dapat berhubungan kembali dengan Allah menurut aturan mainnya sendiri tapi harus menurut aturan main Tuhan, yakni hanya melalui Kristus saja.
4 Kej. 3:8-19 Apa Akibat daripada Kemandirian Manusia? Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, mereka tidak mau lagi bergantung pada Allah. Jauh dari sumber kebenaran mengakibatkan mereka bukan semakin benar melainkan semakin kacau kehidupannya. Manusia yang ingin lepas dari Allah yang tidak mau tunduk pada penciptanya, ironisnya tunduk pada ciptaan lain yang seharusnya tunduk pada manusia. Bukan hanya relasi manusia dengan pencipta tidak beres, dengan ciptaan lain tidak beres, dengan sesama juga menjadi tidak beres sehingga satu sama lain saling menaklukkan dan saling menguasai.
  Kej. 4:1-16; Ibr. 11:4; Hos. 4:6, 6:6 Peristiwa Kain dan Habel Mengapa persembahan Kain ditolak oleh Allah sedangkan Habel diterima? Hal ini tidak terletak pada jenis persembahannya, tetapi terletak pada iman Habel. Demikian juga, kita dipanggil untuk mempersembahkan hidup kita bagi Allah sesuai dengan profesi kita masing-masing, dan persembahan kita diperkenan bila dilakukan dengan sikap yang benar dan pengenalan yang benar. Demikian juga dalam ibadah kita. Namun, walaupun Kain telah berdosa membunuh Habel, tetapi Tuhan masih menyapanya. Di sinilah kita melihat kebesaran kasih Allah kepada manusia.
5 Kej. 6:9-22 Kehidupan Nuh pada Zamannya Nuh di antara orang-orang sezamannya, dari sudut pandang Allah, dikatakan sebagai orang yang benar dan tidak bercela. Karena Nuh hidup bergaul dengan Allah, ia tahu apa yang Tuhan suka dan tidak suka, apa yang menjadi kehendak Tuhan dan apa yang bukan kehendakNya. Jadi ini tidak terjadi secara otomatis. Dan Nuh selalu melakukan tepat seperti apa yang Tuhan kehendaki bukan apa yang ia kehendaki.
  Kej. 12:1-9 Panggilan Abram Panggilan terhadap Abram berkaitan dengan tujuan semula Allah menciptakan manusia, yaitu Kej. 1:26, pada saat Allah mengatakan kita diciptakan sebagai gambar-Nya, yakni menjadi wakil/duta Allah di dunia ini. Jadi panggilan terhadap Abram untuk menjadi berkat berlaku juga buat kita.
6 Kej. 15:1-21 Kehidupan Abraham Abraham mengalami pergumulan untuk mengerti kehendak Tuhan. Dia pernah mengalami jatuh bangun dalam mengikut Tuhan. Namun, Tuhan mengajarkan Abraham bahwa Dia punya cara sendiri dalam menggenapi janji-Nya dan tidak mungkin mengingkari janji-Nya kepada umat-Nya.
  Kej. 18:16-33 Doa Mengapa Abraham berdoa dengan "ngotot" untuk Sodom dan Gomora? Karena Tuhan memanggil Abraham adalah untuk menjadi berkat, bukan hanya bagi bangsanya, tapi bagi semua bangsa. Tuhan menuntut kita menjadi berkat bukan hanya untuk orang-orang yang kita kasihi saja, tetapi untuk semua orang; siapapun dia, kenal ataupun tidak, di gereja atau di luar gereja.
7 Kej. 20:1-18 Abraham Abraham adalah orang pilihan Allah yang dipanggil untuk menjadi berkat bagi bangsa lain. Abraham diuji kesetiaannya melalui Sarah, istrinya, pada saat Abraham dan Sarah pergi ke negara lain. Abraham meminta Sarah untuk tidak mengatakan pada Abimelekh (raja negeri itu) bahwa Sarah adalah istrinya. Mereka melakukan hal itu semata-mata karena Abraham takut dicelakai karena Sarah. Pernyataan seperti ini tentu menyakitkan. Kita juga sering melakukan hal yang sama kepada Allah. Kita menyangkali Allah hanya karena takut. Namun, syukur pada Tuhan bahwa Ia adalah setia dan kesetiaan-Nya tidak perlu diragukan. Manusia bisa ingkar janji, tapi Allah tidak.
  Kej. 22:1-19 Abraham Menghadapi Ujian Allah Pada waktu Abraham memiliki seorang anak, Tuhan mau supaya ia mempersembahkan anaknya, yaitu Ishak sebagai korban bakaran untuk Tuhan. Hal ini dilakukan Tuhan, hanya untuk menguji kesetiaan dan kasih Abraham kepada-Nya. Abraham lulus dalam ujian ini, sebab ia memiliki pengenalan yang benar akan Allah.
8 Kej. 24:1-9; 2Ko. 6:14 Abraham Mencari Menantu Bila kita melihat keseluruhan isi Alkitab, maka penekanan di sini bukan soal asal suatu suku bangsa, tetapi pola pikir yang dimiliki oleh bangsa tersebut yang berbeda dengan pola pikir orang percaya yang telah dikomunikasikan oleh Tuhan melalui firman-Nya. Ada hal-hal yang tidak akan dimengerti oleh orang yang tidak menerima Yesus (Yoh. 1:10).
  Kej. 25:19-34 Keluarga Ishak & Ribka dalam Hubungan dengan Anak-Anak Mereka, yaitu Esau dan Yakub Sifat-sifat Esau sesuai dengan sifat ayahnya, Ishak. Sedangkan Yakub mempunyai sifat-sifat yang dikehendaki ibunya. Tapi persoalannya, apakah tujuan Tuhan memberikan seorang anak kepada kita? Apakah ia harus diarahkan atau dikondisikan sesuai kerinduan ayah atau ibunya? Tujuan Allah memberikan anak adalah agar mereka bertumbuh dan menjalankan peran sebagai duta Allah di dunia ini sesuai tujuan penciptaan manusia pertama kali, yakni seturut gambar dan rupa Allah.
9 Kej. 28:10-22 Yakub Melarikan Diri dari Keluarganya Sifat-sifat Esau sesuai dengan sifat ayahnya, Ishak. Sedangkan Yakub mempunyai sifat-sifat yang dikehendaki ibunya. Tapi persoalannya, apakah tujuan Tuhan memberikan seorang anak kepada kita? Apakah ia harus diarahkan atau dikondisikan sesuai kerinduan ayah atau ibunya? Tujuan Allah memberikan anak adalah agar mereka bertumbuh dan menjalankan peran sebagai duta Allah di dunia ini sesuai tujuan penciptaan manusia pertama kali, yakni seturut gambar dan rupa Allah.
  Kej. 50:15-21 Yusuf Yusuf adalah anak kesayangan Yakub. Tapi semasa hidupnya, ia banyak sekali mengalami pencobaan. Dengan keadaan seperti itu, Allah tetap campur tangan dalam kehidupan Yusuf. Dalam kondisi apa pun, tidak menjadikannya untuk tidak menjadi saksi Tuhan. Di tengah kesempitan, Yusuf berusaha untuk tetap setia pada Tuhan dan dalam kepasrahannya pada Allah, dia tetap aktif menunjukkan hubungannya dengan Tuhan, yakni betapa transparannya hidupnya di hadapan Tuhan.
10 Kej. 50:24; Kel. 1-40 Pendahuluan Keluaran (Ikatan Perjanjian Allah kepada Abraham, Ishak, dan Yakub) Kel.1 dibuka dengan skema penderitaan bangsa Israel setelah Yusuf meninggal. Tapi, saat mereka berseru kepada Tuhan, Allah mendengarkan mereka dan mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub. Sehingga Allah bertindak menyelamatkan umat-Nya. Kitab Keluaran bisa dibagi menjadi tiga tema besar: Pertama, Kel. 1:1-18:27: Tindakan penyelamatan Allah terhadap umat-Nya dari perbudakan di Mesir. Kedua, Kel. 19:1-24:18: Allah memberikan hukum-Nya kepada umat-Nya sehingga mereka hidup menurut aturan main Tuhan. Ketiga, Kel. 25:1-40:38: Allah memerintahkan umat Israel untuk membuat kemah suci agar mereka tahu bagaimana Allah seharusnya disembah. Allah memang menggenapi janji-Nya terhadap umat-Nya, tapi ini juga berarti bahwa setelah diselamatkan ada aturan main yang harus mereka taati sebagai umat Allah.
  Kel. 1-2:10 Bukan Manusia yang Menjadi Andalan Kita. Kematian Yusuf menjadi satu pelajaran bagi bangsa Israel bahwa bukan manusia yang harus menjadi sandaran kita, melainkan Allahlah yang harus menjadi tumpuan kita karena Dia tidak akan pernah mengecewakan. Dalam kitab Keluaran ini, Allah menunjukkan bahwa Dia adalah Allah yang berpegang pada perjanjian-Nya. Dengan cara-Nya, Ia melaksanakan rencana-Nya atas umat-Nya dan menggenapi perjanjian-Nya.
11 Kel. 2:11-22; Ibr. 11:24 Musa dan Bangsa Israel: Perjanjian Allah dan Hubungan dengan Allah Surat Ibrani mengatakan bahwa kepedulian Musa terhadap orang Israel merupakan langkah awal imannya. Musa memilih memiliki persekutuan bersama Allah yang bersifat kekal daripada kesenangan, kenikmatan yang bersifat sementara. Hal ini dipelajari dari orang tuanya. Iman ini bukan iman yang membabi buta tapi punya dasar yang jelas, yang dipengaruhi oleh pola pikir seseorang tentang apa yang penting bagi dirinya. Kedekatan dan pengindenfikasian dirinya sebagai umat Allah jauh lebih penting bagi Musa daripada mengindentifikasikan dirinya sebagai anak putri Firaun.
  Kel. 2:23-25 Allah yang Selalu Memperhatikan dan Campur Tangan dalam Kehidupan Manusia Dalam ayat-ayat sebelumnya, seolah-olah Allah tidak memperhatikan dan tidak peduli pada orang Israel. Tetapi, sebenarnya Allah memperhatikan dan campur tangan dalam kehidupan umat-Nya. Allah mengontrol sejarah kehidupan manusia. Walaupun kita tidak melihat campur tangan Allah secara spektakuler dan eksplisit, bukan berarti Allah tidak intervensi dalam kehidupan kita. Walaupun kita tidak melihat dan mengalami apa-apa, tetapi sesungguhnya Allah campur tangan dalam segala sesuatu, dan Ia bekerja sesuai rancangan dan janji-Nya (Kej. 15:13).
12 Kel. 3-4:17 Musa: Respons terhadap Firman Allah Pada saat manusia meragukan hikmat Tuhan yang sempurna dan menganggap diri lebih tahu yang terbaik, maka bangkitlah murka Tuhan karena implikasi dari sikap demikian adalah ketidaktaatan kepada Tuhan.
  Kel. 4:18-5:24; Yes. 6:8 Musa Menjalankan Perintah Tuhan Kita sering berpikir bahwa kalau kita berjalan di jalan Tuhan, maka semuanya akan berjalan dengan lancar. Itu tidak benar. Tugas kita hanyalah melakukan kehendak Tuhan sekalipun dengan konsekuensi yang tidak menyenangkan.
13 Kel. 4:1-5; Ibr. 2:1-4; Yoh. 20:30-31 Mukjizat Secara khusus kita akan melihat apa yang dimaksud dengan mukjizat. 1. Menjelaskan peristiwa-peristiwa biasa yang disebabkan oleh penyebab yang luar biasa, yakni kuasa Allah itu sendiri dan memberikan kesan mendalam, 2. Dalam Alkitab, mukjizat juga menunjuk pada karya Allah melalui sesuatu yang dipakai-Nya pada waktu atau tempat yang tepat, 3. Mukjizat juga menunjukkan tindakan Allah yang melawan hukum alam. Dengan pengertian ini, tanpa pemahaman yang benar, kita diharapkan tidak sembarangan mengatakan sesuatu itu mukjizat. Ada satu hal yang perlu kita perhatikan mengenai mukjizat. Tanda-tanda itu sendiri hanyalah sebagai tanda untuk menunjukkan pada sesuatu yang lebih penting. Tanda hanya untuk meneguhkan bukan untuk demonstrasi belaka. Jadi pada masa sekarang ini, tanda bukan keharusan karena telah ada Firman (dari Kejadian-Wahyu) yang menjelaskan dan menjadi patokan.
  Kel. 7:14-25; 8:1-7 Bagian I: Tulah I dan II. Karya Tuhan di Tengah-Tengah Bangsa Israel dan Bangsa Mesir Tanda yang Allah berikan melalui Musa ini harus diperhatikan tujuannya, karena tujuan itu jauh lebih penting dari tanda itu sendiri. Sungai Nil merupakan sumber kehidupan Mesir, oleh karena itu mereka menyembah dewa sungai ini. Ikan-ikan yang hidup di sungai Nil juga merupakan sumber kehidupan bagi Mesir sehingga mereka menyembah dewa-dewa dalam bentuk ikan. Melalui tulah ini, Allah ingin menjelaskan bahwa sumber kehidupan manusia adalah Allah sendiri, bukan sungai atau ikan yang harus disembah orang Mesir. Tulah kedua: Katak. Sama halnya dengan ikan dan sungai Nil yang disembah orang Mesir. Katak juga disembah sebagai dewi kesuburan oleh orang Mesir. Tangan Tuhan yang penuh kuasa menunjukkan kepada orang Mesir bahwa dewi yang disembah mereka ternyata tidak bisa mengontrol dirinya sendiri dan malah menimbulkan malapetaka bagi orang Mesir. Memang para ahli di Mesir bisa melakukan tanda yang sama, tetapi mereka tidak bisa memulihkan kembali. Ini menunjukkan bahwa kuasa yang menyertai Musa dan Harun lebih dari kuasa yang menyertai para ahli di Mesir. Ini merupakan tema yang akan terus kita lihat di kitab Keluaran dan merupakan Hukum Taurat yang pertama.
14 Kel. 8:16-24 Bagian II: Tulah III-IX Pada bagian ini kita melihat hal yang berbeda, yakni para ahli Mesir tidak bisa melakukan apa yang dilakukan oleh Musa dan Harun. Di sini Allah ingin menunjukkan bahwa kuasa yang menyertai para ahli ada batasnya karena setan-setan tunduk pada Allah. Malaikat-malaikat yang jatuh ini juga diciptakan oleh Allah sehingga mereka tidak bisa melampaui kuasa pencipta-Nya. Oleh sebab itu, kita tidak perlu takut pada kuasa setan. Dalam bagian ini kita juga melihat bahwa tulah-tulah ini hanya terjadi di tanah Mesir, di tempat kediaman orang Israel tidak terjadi. Di sini kita melihat betapa luar biasanya cara kerja Tuhan dan kasih karunia Tuhan. Melalui tulah-tulah ini Tuhan ingin menunjukkan pada Firaun bahwa hanya Dia yang layak disembah, bukan Firaun seperti yang selama ini dilakukan orang Mesir karena dia dianggap titisan dewa. Dan juga bukan dewa-dewa yang selama ini mereka sembah.
  Kel. 12:1 Bagian Akhir: Tulah IX. Persiapan Paskah Dalam bagian ini kita bisa melihat bahwa Tuhan tidak pernah menuntut kita melakukan sesuatu di luar kemampuan kita. Dalam persiapan Paskah ini, Tuhan memerintahkan untuk menyembelih anak domba yang jantan dan tidak bercela. Ini dimaksudkan karena anak domba ini akan melambangkan Yesus Kristus yang tidak berdosa, yang dikorbankan bagi kita. Keselamatan yang diperoleh bangsa Israel berarti anak sulung mereka dibebaskan dari kematian dan kebebasan dari perbudakan Mesir. Ini menunjuk kepada pembebasan kita dari perbudakan dosa. Tuhan melakukan tulah I-IX, dimaksudkan untuk menyerang dewa-dewi orang Mesir dan menunjukkan bahwa hanya Tuhan yang layak disembah. Anak sulung Firaun yang dianggap titisan dewa juga mati untuk menunjukkan bahwa Tuhanlah Allah. Namun, keselamatan itu tidak diperoleh dengan otomatis. Mereka harus meresponi perintah Tuhan dulu, baru kemudian mendapat keselamatan. Demikian juga kita, kita harus bertobat, meresponi Firman Tuhan dengan baik, baru keselamatan itu diberikan pada kita.
15 Kel. 7-14 (Bagian I); Ula. 6:4 Keesaan Allah Allah menyatakan bahwa sesungguhnya hanya Dia yang patut disembah karena Dialah pencipta dari segala sesuatu.
  Kel. 7-14 (Bagian II) Respons Firaun terhadap Kehadiran Tuhan Allah menyatakan Diri-Nya kepada Firaun melalui kedua hamba-Nya, yakni Musa dan Harun. Tujuan Allah adalah agar orang Mesir tahu bahwa Dialah Tuhan. Tetapi Firaun tetap mengeraskan hati. Saat keadaan tidak baik, Firaun melunakkan hati untuk meminta Musa mencari Tuhan, tetapi setelah keadaan membaik, dia mengeraskan hati lagi. Ini adalah sikap yang memanfaatkan Tuhan saja.
16 Kel. 7-14 (Bag. Kesimpulan Kitab Keluaran Berdasarkan Tulah-Tulah di Mesir Kita harus memiliki perspektif yang benar terhadap tanda-tanda. Tujuan dari semua karya Tuhan atau tanda-tanda yang diberikan adalah supaya orang-orang tahu bahwa Musa adalah hamba Tuhan, semua orang menujukan hatinya kepada firman Tuhan yang disampaikan Musa, dan mengenal dan percaya kepada Tuhan. Demikian juga, Firman Tuhan ditulis dengan satu tujuan agar kita tahu bahwa Yesus adalah Tuhan dan keselamatan satu-satunya hanya di dalam Yesus.
  Kel. 20:1-17 (Kel. 20:3); Mat. 6:24; Luk. 16:13 Hukum I Mengapa kita tidak boleh menyembah lebih dari satu Allah? Karena pada dasarnya memang tidak ada allah lain. Seharusnya tidak ada objek-objek penyembahan lain dalam hidup kita. Kita harus hidup bagi Dia, memfokuskan diri hanya kepada-Nya, yang adalah satu-satunya Allah yang patut disembah dan diutamakan dalam hidup kita.
17 Kel. 20:1-17 (Kel. 20:4-6); Rom. 1:18-32; Yoh. 14:7 Hukum II Pencipta kita dengan ke-Maha-an-Nya tentu tidak dapat dibandingkan dan digantikan dengan ciptaan mana pun. Karena itulah Allah tidak boleh digambarkan dan disamakan dengan sesuatu yang lain dalam dunia ini, baik dalam wujud benda maupun manusia.
  Kel. 20:1-7 (Kel. 20:7); Mat. 5:33 Hukum III Apa artinya sebuah nama? Nama berkaitan dengan keberadaan pribadi orang yang menyandangnya. Oleh sebab itu, Allah melarang orang menggunakan nama-Nya dengan sembarangan, yakni tidak sesuai dengan keberadaan pribadi Allah yang sebenarnya. Jadi, ketika kita menyebut nama Allah atau bersumpah, harus sesuai dengan karakter Allah karena nama mewakili keberadaan Allah itu sendiri.
18 Kel. 20:1-12 (Kel. 20:12); Efe. 6:1-4 Hukum V Tidak menaati orang tua merupakan karakteristik dari orang yang memberontak pada Allah. Orang tua dituntut untuk mendidik anaknya dalam Tuhan, karena itu mereka sendiri harus hidup dalam Tuhan, belajar firman Tuhan, dan melakukan firman Tuhan. Dan hal ini berkaitan dengan tunduknya anak pada orang tua. Dengan kata lain, anak harus taat pada orang tua di dalam Tuhan.
  Kel. 20:1-11 (Kel. 20:8-11); Luk. 13:10-17 Hukum IV Tuhan tidak mau kita hanya memuliakan-Nya dengan pikiran, perkataan, dan perilaku kita, tetapi juga dengan waktu kita. Dalam konteks PL, hari Sabat berkaitan dengan hari penciptaan dan pembebasan umat Israel dari Mesir. Jadi, di sini kita melihat, Allah sangat serius memperhatikan hari Sabat untuk mengingat akan karya Allah bagi kita. Dalam konteks PB, hari Sabat berkaitan dengan kebangkitan Tuhan Yesus; merayakan kemenangan yang kita peroleh di dalam Yesus Kristus. Pada hari Sabat, ada dua hal yang harus kita lakukan. Pertama, hari ini adalah hari untuk menguduskan diri dan menyembah Tuhan; merayakan kemenangan Tuhan. Kedua, menyatakan kemurahan Allah kepada orang-orang di sekitar kita.
19 Kel. 20:1-13 (Kel. 20:13); Mat.5:21-24 Hukum VI Kita harus menghargai kehidupan karena kehidupan diberikan oleh Allah. Kita dan sesama kita adalah gambar Allah. Oleh sebab itu, hidup manusia hanya boleh diakhiri oleh Allah sendiri, itu adalah hak Allah. Jangan membunuh juga berarti kita tidak boleh mendengki atau mendendam pada seseorang. Karena hal itu berarti kita tidak mau mengampuni sesama kita padahal kita telah diampuni oleh Allah. Arrti lainnya, kita juga tidak boleh memiliki hati yang jahat -- yang memanipulasi orang lain, menyiksa sesama, maupun diri sendiri. Dengan kata lain, jangan memutuskan kesempatan bagi orang lain dan diri sendiri untuk mempersembahkan hidup bagi Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain.
  Kel. 20:1-14 (Kel. 20:14); 1Ko.6:18-20; Kej. 2:24-25 Hukum VII Tubuh kita adalah milik Tuhan. Karena itu, kita tidak boleh sembarangan memperlakukan tubuh dan mencemarkan tubuh kita. Hubungan seks hanya diperkenankan dalam ikatan pernikahan. Dengan demikian dalam pernikahan dituntut kesetiaan untuk mewujudkan kehidupan yang diperkenankan Tuhan.
20 Kel. 20:1-17 (Kel. 20:15); Ula.25:13-15; Rom. 13:8 Hukum VIII ****Pencuri itu juga dikaitkan dengan kejujuran -- dapat dipercaya, yakni kita harus selalu hidup di hadapan Tuhan. Dengan kata lain, kita tidak perlu dikondisikan untuk menjadi jujur, tapi telah menjadi natur kita. Mencuri itu bisa dilakukan dalam berbagai hal, misalnya mencuri waktu, tidak menghargai hak seseorang.
  Kel. 20:1-17 (Kel. 20:16); Kej.3:1; Mat. 26:57-75; Kis. 6:8-16 Hukum IX Dusta berbicara tentang ketidakbenaran. Kita dituntut menyatakan kebenaran karena kita adalah duta Allah. Kebenaran itu tidak bisa diubah, bersifat mutlak, dan tidak tergantung pada apa pun dan siapa pun. Dan manusia akan diadili berdasarkan kebenaran. Saksi dusta merugikan orang yang mengucapkan saksi dusta itu sendiri.
21 Kel. 20:1-17 (Kel. 20:17); 2Sa.11; Mat. 6:25-34 Hukum X Kata jangan mengingini berarti kita tidak boleh menghendaki apa yang bukan milik/porsi/hak kita. Pelanggaran hukum ini bisa mengakibatkan pelanggaran pada hukum-hukum lainnya. Melanggar hukum ini dapat merusak keadaan masyarakat dan sikap kita terhadap manusia.
  Kel. 20; Rom. 2:12; Kel. 30:34-38 Kesimpulan Kesepuluh Hukum Hukum Taurat diberikan atas dasar kasih karunia yang sebenarnya tidak layak kita terima. Tujuan seluruh Hukum Taurat diberikan: Pertama, melalui hukum ini kita belajar apa yang Tuhan kehendaki untuk dilakukan oleh umat-Nya baik terhadap Tuhan, diri sendiri maupun sesama. Kedua, melalui kesepuluh hukum ini kita belajar bahwa inilah yang harus menjadi cara hidup kita. Ketiga, Tuhan menghendaki kita melakukan kesepuluh hukum ini karena pelanggaran terhadap satu hukum berarti pelanggaran terhadap keseluruhannya.
22 Kel. 32:1-35 Apa Jadinya bila Iman Tidak Disertai Rasa Takut kepada Tuhan? Bangsa Israel tidak mempunyai iman yang benar sekalipun mereka telah menyaksikan kehebatan Tuhan. Iman yang benar tidak lahir begitu saja kalau bukan Tuhan yang menanamkan dan kalau kita tidak mau belajar dengan baik untuk mengenal Dia. Iman yang menyelamatkan itu harus diisi dengan pengenalan akan Tuhan sehingga tindakan kita dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.
  Kel. 20:18-21; Yak.2:14-26 Apa Artinya Hidup Takut kepada Tuhan? Bagaimana iman yang benar? Iman yang telah menyelamatkan kita seharusnya diikuti dengan buah-buah perbuatan yang sesuai dengan iman itu, yakni kehidupan serupa Kristus. Allah tidak ingin kita memiliki ketakutan pada Allah seperti yang ada pada Iblis. Ketakutan kita pada Allah seharusnya membawa pada sikap penaklukkan pada Allah. Ketakutan kita harus membuat kita memiliki rasa hormat pada Tuhan, sehingga kita takut menyakiti hati Allah.
23 Kel. 21:1-11; Mat. 22:37 Bagaimana Seharusnya Kita Bersikap terhadap Sesama? Hukum mengasihi Allah dan sesama merupakan rangkuman dari seluruh hukum yang diberikan. Firman Tuhan mengajarkan agar kita memanusiakan diri dan orang lain seperti yang Tuhan rencanakan. Yakni, tidak lebih tinggi dari yang seharusnya dan juga tidak lebih rendah dari yang seharusnya. Sehingga pada saat Tuhan memberi peraturan tentang budak, sama sekali tidak mempunyai pengertian bahwa manusia yang satu boleh memperlakukan manusia yang lain semena-mena. Itulah sebabnya Tuhan menjelaskan hak-hak seseorang. Sesama kita tidak bergantung pada etnis, agama, atau apa pun.
  Kel. 20:18-26; 23:24, 25 Bagaimanakah Sikap Kita di Dalam Menghadap Tuhan? Allah datang menemui manusia dalam wujud hal-hal yang spektakuler, tujuannya adalah di dalam menghampiri-Nya, kita memiliki rasa takut agar kita tidak berdosa di hadapan-Nya. Allah yang menentukan bagaimana seharusnya kita menghadap Dia, yakni Tuhan menghendaki kekudusan-Nya tidak dilecehkan.
24 Kel. 32:1-6 Bangsa Israel: Saat Musa di Gunung Sinai Kehidupan bangsa Israel setelah keluar dari Mesir memang tidak selalu diwarnai dengan kesetiaan pada Tuhan, tetapi mereka masih terus bergumul dengan kedagingan mereka. Dan Musalah yang selalu mengingatkan. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa bangsa ini sangat bergantung pada kepemimpinan Musa. Karena itu saat mereka tidak melihat Musa, mereka langsung berpaling dari Allah. Musa yang bergaul dan bergumul dengan Allah sehingga saat Musa tidak ada, mereka menjadi kosong. Bahaya sekali bila kita membiarkan kehidupan rohani kita bergantung pada orang lain.
  Kel. 32: 30-35; 33:1-23; Fili. 4:10-13 Musa Memohon Penyertaan Tuhan Tuhan tidak menghendaki kita mengikut Dia karena takut dihukum. Sebab kehidupan rohani yang demikian akan mudah jatuh bangun. Musa mengikut Tuhan karena ia menyadari dengan sungguh bahwa ia tidak mempunyai kekuatan dan kemampuan bila Tuhan tidak menyertainya. Tuhan menghendaki kita memiliki dasar yang benar dalam mengikut Dia, yakni kasih karunia. Pengorbanan Yesus di kayu salib harus menjadi dasar kasih kita mengikut Dia. Apa arti penyertaan Tuhan? Penyertaan Tuhan tidak berarti bahwa kita dilepaskan dari semua masalah, melainkan Tuhan menjanjikan penghiburan, kekuatan. Dia sungguh peduli dan mengasihi kita.
25 Mat. 5-7 Pendahuluan Khotbah di Bukit Tuhan Yesus memulai pengajaran-Nya dengan kata 'berbahagialah' dan 'bersukacitalah' yang merupakan satu berita pengharapan yang pasti bagi umat-Nya di dalam menghadapi kesulitan dan segala pergumulan dalam dunia ini. Di sini Tuhan juga mengajarkan akan status kita sebagai garam dan terang dunia di situasi apa pun. Firman Tuhan diberikan kepada kita agar kita bisa hidup sesuai dengan tujuan Allah menciptakan kita karena kelak kita akan dihakimi oleh pencipta kita.
  Mat. 6:1-18 Khotbah di Bukit Kita harus menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja. Bahaya pelaku firman bukan terletak pada perasaan atau kerinduan untuk menyenangkan hati Tuhan, tetapi terletak pada keinginan untuk dipuji orang. Orang Farisi/ahli Taurat pada masa itu berpikir ada tiga kewajiban agama yang harus mereka lakukan: memberi sedekah, berdoa, berpuasa. Dan bagi mereka, apa yang dilakukan harus tampak secara lahiriah sehingga orang lain yang melihat bisa mengatakan bahwa mereka orang benar. Padahal tidak selalu demikian. Dalam praktik melakukan kewajiban agama ini, orang Farisi dan ahli Taurat terjebak dalam pemenuhan kewajiban agama sebagai bentuk suatu sikap untuk pamer, dan bukan lagi memperhitungkan sikapnya untuk menyenangkan hati Tuhan sebagai wujud ucapan syukur atas kasih karunia Allah.
26 1Ko. 1:22-24; Yoh. 20:30-31 Paskah 3 Kehidupan Tuhan Yesus mulai dari kelahiran sampai kematian, kebangkitan bahkan naik ke surga, ditandai dengan tanda-tanda yang bertujuan supaya kita mengerti siapa yang diberi tanda itu. Jadi fokusnya terletak pada siapa Kristus, bukan pada tandanya. Apakah kita juga punya tanda-tanda yang menunjukkan siapa kita? Apakah orang mengenal kita dari tanda-tanda kita? Tanda yang menyertai kita harus cocok dengan status kita.
  Bil. 3:1-4:49; Yes. 52:7; Luk. 10 Pembagian Tugas untuk Suku Lewi Suku Lewi adalah orang-orang yang dipilih untuk melayani di kemah suci dengan berbagai tugas yang berbeda. Di dalam kehidupan bergereja kita, ada banyak pelayanan yang dapat kita lakukan. Biasanya peran/jabatan apa yang paling tidak diminati? Yakni, rohaniwan. Banyak orang yang tidak mau jadi rohaniwan dan juga tidak mendukung orang lain jadi rohaniwan. Alasan pertama, karena takut menderita. Padahal firman Tuhan mengatakan, setiap orang percaya (bukan hanya rohaniwan) tidak hanya dipanggil untuk percaya tapi juga untuk hidup menderita bagi Kristus. Kedua, karena takut dituntut terlalu banyak untuk hidup kudus. Padahal panggilan hidup kudus ditujukan pada semua orang percaya. Ketiga, karena merasa tidak layak. Kita semua tidak ada yang layak, bukan hanya menjadi rohaniwan, bahkan menjadi anak Tuhan pun kita tidak layak. Semua adalah semata kemurahan dan anugerah Tuhan. Keempat, karena jabatan pendeta dianggap kurang membanggakan. Padahal dari sudut pandang Tuhan, itu sangat indah.
27 1Sa. 16:1-7; Pengk. 11:9; Mat. 7:21 Pendahuluan Siapakah Aku dan Kau di Hadapan Tuhan? Siapa kita (untuk menentukan apakah hidup kita berguna atau tidak, apakah kehidupan kita berarti atau tidak) dapat ditentukan oleh beberapa kriteria: 1. Diri kita sendiri (sesuai konsep kita tentang kesuksesan), 2. Orang lain (sesuai apa kata orang). Namun, siapakah yang sebenarnya berhak menentukan kriteria itu? Itu tergantung kita hidup untuk siapa? Tuhan sebagai pencipta kita mempunyai kriteria bagaimana seharusnya kita hidup dan pada akhirnya kriteria Tuhanlah yang berlaku. Tuhan tidak hanya melihat apa yang tampak dari luar, tetapi juga yang ada di dalam.
  Kej. 5:18-24: Ibr. 11:5-6; Yud. 1:14 Siapakah Aku dan Kau di Hadapan Tuhan? Bag. 1 (Henokh) Nama Henokh berarti seorang yang berdedikasi. Berbeda dengan daftar keturunan Adam yang lain, yang dicatat mereka hidup, bertumbuh, dan mati tapi pada bagian ini. Dikatakan hidup Henokh diisi dengan berjalan bersama Allah. Dia mengisi hidupnya bukan sekadar hidup saja. Penulis kitab ini mencatat mengapa Henokh diangkat oleh Allah karena Henokh bergaul dengan Allah berdasarkan imannya kepada Allah, sesuai kriteria Allah. Iman yang bagaimana? Iman yang diisi oleh keyakinan dan pengakuan akan keberadaan Allah dan hidup di dalam pengakuan/keyakinan itu. Dengan kata lain, kita harus mencoba mengerti isi hati Tuhan dan hidup menurut isi hati Tuhan.
28 Kej. 12:10-20; 17:15-16 Siapakah Aku dan Kau di Hadapan Tuhan? Bag. 2 (Sarah) Kita bisa belajar dua hal dari hidup Sara: 1. Istri perlu taat kepada suami dan suami juga perlu taat kepada Tuhan. Sehingga ketaatan istri kepada suami itu di dalam Tuhan, sesuai aturan main Tuhan. 2. Percaya kepada Tuhan seratus persen, karena Dia adalah Allah yang sempurna dan tidak akan pernah salah walaupun kadang-kadang ada hal-hal yang tidak kita mengerti.
  Yos. 2: 1-24 Siapakah Aku dan Kau di Hadapan Tuhan? Bag. 3 (Rahab) Nama Rahab berarti angkuh/sombong, kejam/jahat, keluasan/kelapangan. Kata pertama Ra adalah salah satu dewa Mesir yang disembah. Jadi, dia adalah orang yang tidak percaya. Ia juga bukan perempuan baik. Tapi Rahab beriman, dan iman yang benar menghasilkan perbuatan-perbuatan yang benar. Ada dua hal yang bisa dipelajari dari diri Rahab: 1. Ia memiliki kepercayaan/iman yang sungguh kepada Allah Israel. 2. Dari sudut pandang manusia, kehidupan Rahab tidak punya pengharapan, tapi Allah berkenan memakai Rahab sehingga dalam silsilah Yesus, nama Rahab tercatat.
29 Mar. 1:16-20; 3:13-19 Siapakah Aku dan Kau di Hadapan Tuhan? Bag. 4 (Pendahuluan Murid-Murid Yesus) Ada beberapa poin yang bisa kita lihat dari pemilihan murid-murid Yesus: 1. panggilan ini didasarkan pada kedaulatan Allah; 2. panggilan Tuhan ini ada tujuannya, yaitu untuk menjala manusia. Di dalam proses untuk menjadikan mereka sebagaimana Tuhan kehendaki, maka Tuhan membentuk mereka dengan menyediakan sarana, kesempatan, kemungkinan-kemungkinan. Di dalam panggilan untuk menjadi murid Yesus yang berkenan kepada-Nya dan menjadi seperti yang Dia inginkan, ada kerjasama antara manusia dan Allah. Sehingga mereka bukan hanya menjadi alat, tapi alat yang berkenan kepada-Nya.
  Yoh. 17:6-23 Doa Yesus bagi Murid-Murid-Nya Pada awalnya murid-murid Tuhan Yesus tidak mengerti panggilan mereka. Dan mereka bukanlah orang-orang yang siap dipakai oleh Tuhan. Tetapi, Tuhan tetap memberi kesempatan bagi mereka untuk belajar, Tuhan tetap mengajar mereka dan mereka juga mau belajar. Sehingga akhirnya mereka menjadi orang yang setia sampai akhir dalam menjalankan misi Tuhan. Kita pun perlu sungguh-sungguh belajar firman Tuhan sehingga kita dapat menjalankan misi Tuhan dalam dunia ini.
30 Mat. 4:19; Mar. 1:17; 13:3; Yoh. 1:40-42; 6:8-9; 12:20-22 Andreas Ada beberapa hal yang dapat kita ketahui tentang Andreas: 1. Andreas adalah saudara Petrus, 2. Andreas adalah murid Tuhan Yesus, 3. Andreas adalah orang yang memperkenalkan Petrus kepada Yesus, 4. Andreas adalah orang yang membawa orang Yunani yang ingin mengenal Yesus kepada Yesus, 5. Andreas adalah orang yang membawa anak kecil dengan 5 roti dan 2 ikannya kepada Yesus, dan dari 5 roti dan 2 ikan itulah muncul salah satu mukjizat yang sangat terkenal yang dilakukan Tuhan Yesus. Dengan prestasi Andreas tersebut, seharusnya dia orang yang diutamakan. Kenyataan ia adalah orang kedua setelah Petrus, tapi ia tidak pernah memperhitungkan semuanya itu. si Andreas tersebut, seharusnya dia orang yang diutamakan. Kenyataan ia adalah orang kedua setelah Petrus, tapi ia tidak pernah memperhitungkan semuanya itu.
  Fili. 1:21; Kis. 9:1-19a; Rom. 1:1; Rom. 14:7-9 Rasul Paulus Prinsip hidup Paulus adalah "hidup bagi Kristus, mati adalah keuntungan". Prinsip ini baru muncul setelah ia bertemu dengan Kristus secara pribadi. Orang-orang seperti Saulus, yang mungkin dianggap tidak layak, justru adalah orang yang menjadi alasan Yesus datang dan digantikan-Nya di atas kayu salib. Setelah ia mengenal Yesus, maka dia menempatkan dirinya sebagai hamba Kristus karena ia menyadari betapa besar kasih Allah. Betapa besar kasih Tuannya sehingga dengan rela ia menaklukkan diri kepada Tuannya ini. Rasul Paulus dipanggil untuk menjadi rasul, yang artinya menjadi duta, dengan demikian ia mewakili dan harus mencerminkan Pribadi yang memanggil dan mengutusnya. Paulus melakukan tugasnya ini dengan sepenuh hati.
31 2Ti. 1:1-18 Aku tidak Malu Paulus menyarankan pada Timotius supaya ia tidak malu, dan Paulus juga tidak malu. Kata malu ini punya arti khusus. Di saat kita mengalami hal yang tidak mengenakkan, apakah kita masih berkata Tuhan peduli pada keadaan kita? Kita perlu menyadari bahwa Tuhan selalu peduli akan hidup kita asalkan kita tidak malu mengakui keberadaan-Nya dalam hidup kita. Apa pun yang kita alami, Dia tidak pernah membiarkan kita sendiri dan Dia yang memelihara hidup kita.
  Fili. 1:27-30; Mat.6:19-34 Di Mana Hartamu Berada di Situ Hatimu Berada Apakah semua penderitaan yang dialami orang percaya adalah penderitaan untuk Kristus? Penderitaan yang dialami orang percaya ada dua macam: 1. Penderitaan karena diri sendiri, dan 2. penderitaan karena Kristus. Dalam mengikut Tuhan, Tuhan memang tidak pernah menjanjikan hidup kita akan selalu lancar dan aman. Namun, Tuhan menjanjikan harta yang kekal bagi kita, yang tidak akan pernah hilang. Bila kita memiliki Yesus, sesulit apa pun hidup kita di dunia, kita tidak perlu kuatir karena semua ini hanya sementara, ada harta yang kekal menunggu kita di surga.
32 Luk. 22:47-51 Yudas Yudas adalah salah seorang murid Tuhan Yesus, yang telah mengkhianati Tuhan Yesus. Pengkhianatan Yudas tidak hanya saat dia menyerahkan Tuhan Yesus, tapi saat ia diangkat menjadi murid Yesus. Sebagai bendahara, dia menjadi seorang pencuri (Yoh. 12:6). Apakah kita benar-benar murid Yesus yang sejati? Jangan sampai kita hanya baik di depan, namun di dalam hati kita penuh kebusukan, karena Tuhan melihat ke dalam hati kita.
  Mat. 26:36-46 Doa Tuhan Yesus di Taman Getsemani Sebagai orang percaya, kita selalu merasa doa kita sudah benar. Namun, saat Tuhan tidak menjawab doa sesuai dengan harapan kita, apakah kita harus marah dan kecewa? Tuhan tahu yang terbaik untuk kita. Kita harus berdoa seperti Tuhan Yesus, yakni bukan kehendak kita yang terjadi, tetapi biarlah kehendak Tuhan saja yang terjadi. Selama hati dan harta kita tidak diserahkan pada Tuhan, bila terjadi kemalangan, kita tidak dapat bertahan. Oleh sebab itu, biarlah kita belajar membiarkan kehendak Tuhan dinyatakan dalam hidup kita walaupun mungkin itu tidak sesuai dengan keinginan kita.
33 Luk. 23:33-38 Menang Bersama dengan Kristus Tuhan datang untuk membawa pengampunan bagi manusia. Saat Tuhan Yesus menampakkan diri kepada murid-murid, mereka terkejut dan takut. Karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat dan mereka belum siap. Bagaimana dengan kita? Apakah saat Tuhan Yesus datang kelak, kita juga belum siap karena selama ini kita tidak melakukan apa yang seharusnya kita lakukan? Dalam kehidupan-Nya di dunia, Tuhan tahu apa yang Dia harus lakukan, yaitu menjalankan misi Allah. Kita juga harus mengerti apa yang harus perbuat dengan pertobatan kita.
  Mat. 26:36-46 Pergumulan Tuhan Yesus di Taman Getsemani Kegentaran dalam doa Tuhan Yesus bukan karena Dia takut mati, namun karena Ia harus menanggung murka dari Allah. Dengan penebusan Kristus yang begitu besar, kita harus meresponi penebusan yang Kristus lakukan dengan tepat, yakni mengisi setiap babak adegan kehidupan kita dengan berarti.
34 Yoh. 1:43-51 Natanael/Bartolomeus Natanael mengenal Tuhan Yesus karena Filipus berkata bahwa Tuhan Yesus adalah penggenapan Kitab Taurat dan Dia berasal dari Nazaret. Namun, prasangka Natanael pada awalnya menghalangi dia untuk percaya pada Yesus, sebab ia berpikir mana mungkin nabi yang hebat muncul dari kota yang kecil. Kadang-kadang kita juga berusaha mengenal Tuhan dengan perspektif kita sendiri sehingga kita tidak bisa percaya sepenuhnya kepada-Nya. Tuhan mau kita memiliki pola pikir yang sesuai dengan Firman-Nya, bukan sesuai dengan keinginan kita.
  1Pe. 1:3-4 Petrus Hidup bagi Tuhan bukan merupakan suatu alternatif, tapi adalah suatu prinsip. Sebagai orang percaya, kita harus punya pikiran Kristus dan bukan pikiran kita. Setelah Petrus mendapat pencerahan dari Tuhan, dia memulai hidupnya dengan mempunyai pikiran Kristus. Ini bukan berarti kita mengkotak-kotakkan aspek kehidupan kita, tapi kita melakukan apa yang Tuhan mau dalam segala aspek kehidupan kita menurut kehendak Allah dan sesuai perkenanan Allah.
35 Maz. 119:1-8 Yakobus Sebagai orang percaya, kita harus menerapkan kehidupan yang berprinsip pada Firman Tuhan. Kehidupan dalam dunia ini hanya sementara, oleh karena itu Tuhan menghendaki supaya kita hidup taat sesuai kehendak-Nya. Apa pun yang terjadi, asal kita hidup berkenan di hadapan Tuhan, maka jerih payah kita tidak sia-sia.
  Maz. 119:41-55 Matius Sebelum mengikut Tuhan Yesus, Matius adalah seorang pemungut cukai. Tapi saat ia mengenal dan mengikut Tuhan Yesus, dia mulai menata kehidupannya dengan panggilan yang ia dapatkan. Sebagai pengikut Kristus, Tuhan mau supaya kita mempersembahkan kehidupan yang kudus dan berkenan. Dengan mengubah pola pekerjaan/kehidupan, kita menjadi berkenan kepada-Nya sehingga membuat hati Tuhan senang.
36 Mat. 22:37-40 Pendahuluan Kitab Imamat Di dalam kitab Imamat ditulis berbagai macam peraturan dari Tuhan. Kitab ini ditulis karena Allah sudah mengikat perjanjian dengan seseorang dan orang itu sudah menjadi umat-Nya, oleh sebab itu peraturan ini diberikan. Tuhan tidak mau dengan adanya peraturan ini, manusia melakukan yang dituntut Tuhan secara formalitas. Bukan ketaatan secara formalitas yang lahiriah yang dituntut Tuhan, tapi Tuhan menghendaki ketaatan yang utuh/totalitas. Kalau kita menyadari bahwa kita menjadi anak Tuhan karena kasih, maka perilaku-perilaku kita seharusnya merefleksikan hubungan yang harmonis dengan Tuhan.
  Ima. 1 :2-3, 10-11; Kitab Imamat I Untuk menyenangkan hati Tuhan, kita tidak dapat menyembah, memuji, dan menaati perintah-Nya dengan cara yang kita pilih sendiri. Sebab yang kita anggap baik, belum tentu baik menurut Tuhan. Kita harus tahu apa yang Dia suka dan apa yang tidak Dia suka. Firman Tuhan sudah diberikan pada kita, maka seharusnya kita bertekad untuk mempelajari dan mengerti karena bagi Tuhan tidak ada ketaatan yang setengah-setengah. Kalau kita benar-benar mengetahui isi hati dan pikiran Tuhan, kita akan dapat melakukan apa yang Tuhan mau sesuai kehendak Tuhan dan bukan kehendak kita sendiri.
37 Ima. 1:3, 10; 2:1; 3:1;4:2-3; 5:15 Kitab Imamat II Dalam pembahasan ini, kita melihat ada lima macam korban yang berbeda yang dipersembahkan pada Tuhan. Hal ini menjelaskan bahwa ke-5 korban yang telah dipersembahkan umat Israel adalah untuk menjaga supaya hubungan dengan Tuhan tetap baik. Sebagai anak-anak Tuhan kita harus punya tekad untuk memelihara/menjaga hubungan kita dengan Bapa. Tuhan menginginkan yang terbaik dari kita, tetapi Dia tidak pernah menuntut sesuatu yang tidak dapat kita lakukan. Ada standar/kadar tertentu tentang memberikan yang terbaik untuk Tuhan.
  Ima. 3:1, 6, 12, Kitab Imamat III Fungsi dari kelima kurban persembahan ini bukan hanya menjaga hubungan, tapi juga memantapkan/memperbaiki hubungan dengan Tuhan. Yang disebut umat Tuhan, yaitu seseorang yang sudah memiliki hubungan perjanjian berdasarkan karya penebusan Tuhan Yesus di atas kayu salib. Bangsa Israel dipilih Tuhan sebagai umat pilihan Tuhan. Allah sudah melakukan peran-Nya atas dasar anugerah, selanjutnya adalah tugas kita untuk berusaha melakukan yang terbaik untuk Tuhan melalui hidup kita.
38 Luk. 19:10 Kristus Datang bagi Saya, bagimu, dan bagi Mereka Semua orang berdosa adalah orang yang terhilang dari Tuhan Yesus. Mungkin selama ini kita tidak dipedulikan oleh orang-orang di sekitar kita, tapi tangan Tuhan selalu terbuka menyambut kita. Setiap orang percaya harus menjadi saluran berkat buat orang lain. Melalui hidup kita, semua orang dapat melihat bahwa Allah disediakan bagi semua orang. Kristus datang untuk orang-orang berdosa. Biarlah Natal bukan hanya di bulan Desember, tapi kebaikan orang-orang percaya boleh dirasakan oleh semua orang setiap hari.
  Yoh. 14:27 Kristus Datang Membawa Damai Sejahtera di Tengah Kekacauan dan Penderitaan Tuhan Yesus meninggalkan damai sejahtera untuk setiap orang percaya, dan damai sejahtera itu tidak sama dengan damai yang diberikan oleh dunia. Kalau dunia menilai damai sejahtera itu dari harta, kedudukan, status sosial, dan lain-lain, semua itu sifatnya tidak kekal. Tuhan datang memberikan damai sejahtera yang sifatnya kekal di dalam keadaan/situasi apa pun. Apakah kita sudah menerima damai sejahtera itu?
39 Yoh. 10:9-10 Kristus Datang untuk Memberikan Hidup yang Berkelimpahan di Tengah Kekurangan Kelimpahan yang ditawarkan Tuhan Yesus bersumber dari diri-Nya. Kasih, pengakuan, dan rasa aman yang berkelimpahan selalu diberikan Tuhan kepada anak-anak-Nya. Hidup kita jangan hanya difokuskan pada harta dan kekayaan karena semua itu bisa habis dimakan ngengat dan karat. Kita tidak boleh melewatkan hidup yang berkelimpahan yang bersumber pada Tuhan. Ada banyak krisis yang dialami oleh orang percaya, tapi tergantung pada kita bagaimana menyikapi semua itu.
  Yak. 2:14-17 Iman Tanpa Perbuatan adalah Mati Iman yang menyelamatkan bukan berasal dari usaha kita sendiri, tapi karena anugerah Tuhan. Alasan Tuhan memisahkan kambing dan domba adalah karena iman yang menyelamatkan tidak pernah berdiri sendiri. Semua orang bisa berbuat baik, namun tidak semua perbuatan baik memiliki motivasi/cara/tujuan yang cocok dengan iman yang menyelamatkan. Perbuatan baik juga tidak bisa berdiri sendiri. Orang-orang di sekitar kita harus bisa melihat buah dari iman yang kita miliki melalui perbuatan kita.
40 Ima. 8 Kitab Imamat IV Pentahbisan Harun dan anak-anaknya dilakukan di depan umat Tuhan. Harun dan anak-anaknya menjadi imam karena otoritas yang diberikan Allah pada mereka. Dalam menjalankan tugas, mereka harus menaati perintah Tuhan sehingga pelayanan mereka bisa berkenan di hati Tuhan. Mereka dipilih Tuhan karena anugerah Tuhan. Sebagai umat Tuhan kita bisa menuntut pemimpin yang bisa menjadi teladan, tapi mereka bukan standar yang mutlak di dalam kehidupan kita. Tuhan adalah standar mutlak keteladanan dalam hidup kita.
  Ima. 9 Kitab Imamat V Setiap panggilan selalu ada maksudnya. Saat Tuhan memanggil Harun dan anak-anaknya sebagai imam, Tuhan juga punya maksud dan tujuan. Yaitu, supaya mereka dapat melaksanakan perintah Tuhan secara khusus di tengah umat-Nya di dunia dan menjadi berkat bagi orang-orang di sekitarnya. Dengan kedua hal ini, mereka memuliakan Tuhan. Pada masa kini, tugas imam ini diemban oleh semua orang yang telah menerima kasih karunia Allah dalam karya penebusan Tuhan Yesus.
41 Luk. 23:33-43 Pernyataan Iman Pada saat seseorang mau menjadi orang percaya, dia harus menyadari bahwa dia orang yang berdosa dan mengaku bahwa dia menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Bukan hanya itu saja, tapi bagaimana seseorang menyikapi pengakuannya itu. Kita sering kali menyatakan pernyataan-pernyataan religius, tapi bagaimana sikap kita terhadap pernyataan itu, apakah sesuai? Tuhan melihat sikap hati dan Dia tidak melihat kita dari luar saja. Biarlah kita tidak menjadi orang yang hanya mengakui Tuhan di mulut saja dan sikap hati kita jauh dari Tuhan.
  Luk. 23:33-43 Layak atau Anugerah? Setelah kita menerima karya penebusan dari Kristus, sudah selayaknya kita dapat melayani dan hidup bagi Kristus. Karya penebusan Allah memungkinkan kita menjadi anak-Nya dan kemungkinan ini didasarkan pada anugerah Allah, jadi kita tidak boleh menyia-nyiakan anugerah Tuhan.
42 Luk. 23:33-43 Keseriusan Dosa dan Akibatnya Tuhan Yesus punya kriteria tertentu bagaimana seseorang dikatakan berdosa. Berdasarkan kriteria Tuhan, semua manusia dikatakan telah berdosa dan bagi Allah ini adalah hal yang serius sebab berakibat pada kebinasaan manusia. Pada penghakiman terakhir Allah akan menghukum setiap orang berdasarkan dosa-dosanya. Oleh sebab itu, kita yang telah menerima anugerah pengampunan, seharusnya mensyukurinya dan bertekad untuk tidak lagi melakukan dosa di hadapan-Nya.
  Luk. 24:1-12 Yesus Kristus versi Manusia dan Yesus Kristus versi Allah Ada banyak orang yang melihat Yesus dari sudut pandang manusia sehingga saat Yesus hadir dengan keadaan yang bertolak belakang dengan sudut pandang, mereka menolaknya. Kita boleh saja memilih Mesias sesuai keinginan kita. Tapi hanya ada satu Mesias, yakni Yesus Kristus yang sesuai dengan kebutuhan manusia, Mesias dari sudut pandang Allah yang dapat menyelamatkan kita.
43 Imamat 18:1-5 Kitab Imamat VI: Kamu Harus Hidup Tidak Sama dengan Mereka Sebagai orang percaya, apakah kriteria kebudayaan yang kita pakai dalam kehidupan ini? Tolok ukur kita sebagai orang percaya dalam berperilaku bukanlah tujuan atau opini orang, tapi Firman Tuhanlah yang harus menjadi tolak ukur perilaku kehidupan kita. Kehadiran kita sebagai orang percaya harus menjadi garam dan terang. Mungkin hidup kita tidak disukai orang, tapi kita harus ingat bahwa kita hidup untuk menyenangkan hati Tuhan dan hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
  Ima. 19 Kitab Imamat VII: Kuduslah Engkau Karena Allahmu Kudus Kita harus hidup sesuai dengan tujuan Tuhan. Kita dituntut untuk hidup sesuai dengan citra Allah. Saat kita melakukan sesuatu, kita dimotivasi bukan untuk mendapatkan upah, tetapi kita dimotivasi untuk bersyukur atas anugerah Tuhan. Sebagai anak-anak Tuhan, biarlah kita mewujudkan hidup yang kudus dan diperkenan oleh Allah.
44 Ima. 20-22 Hidup Berdasarkan Ketetapan Tuhan Setiap orang percaya dituntut untuk hidup kudus berdasarkan pada Firman Tuhan. Tuhan ingin setiap Firman yang sudah kita pahami hendaknya menguasai kehidupan kita. Kehidupan dalam kekudusan tidak pernah lepas dari Firman Tuhan. Berdasarkan pemahaman yang benar tentang Firman Tuhan akan membuat orang jauh dari kesesatan.
  Ima. 23 Prinsip Dasar Umat Allah Memperingati Hari-Hari Raya Kristen Hari-hari raya yang Tuhan minta untuk diperingati, semua itu difokuskan pada Tuhan. Jadi, semua hari raya yang kita rayakan harus memunyai arti bahwa sebagai manusia kita harus sadar, kita adalah manusia yang bergantung pada Tuhan. Prinsip dasar umat Kristen merayakan hari raya Kristen semata-mata karena karya penebusan Allah. Cara kita memperingati hari-hari raya harus cocok dengan isi hati dan pikiran Tuhan. Semua perayaan yang kita rayakan harus benar-benar sesuai dengan sudut pandang Allah.
45 Neh. 1:1-11 Nehemia: Tanggung Jawab sebagai Orang Percaya Allah menghendaki kita peduli dengan orang lain seperti Nehemia. Melihat keprihatinan orang lain adalah tanggung jawab kita juga. Allah ingin kita menjadi umat Tuhan yang peduli. Kita harus membuka diri untuk menjadi garam dan terang di mana pun kita berada.
  Neh. 1:1-11 Nehemia: Doa Orang Percaya Berdasarkan Firman Tuhan Berdasarkan apakah kita menyatakan doa kita? Tuhan mau kita berdoa sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, tanpa memanipulasi Firman Tuhan untuk kepentingan diri kita sendiri. Kalau hal itu kita lakukan, nama Tuhanlah yang dipermuliakan. Sebagai orang percaya kita tidak berjalan sendiri tapi kita mendasarkan segalanya pada Firman Tuhan.
46   Neh. 2:11-16 Nehemia: Tantangan di Tengah Orang Percaya Nehemia adalah orang yang senantiasa melibatkan Tuhan dalam menjalankan tanggung jawabnya. Dia membawa setiap masalah yang ia hadapi kepada Tuhan, membiarkan kehendak Tuhan yang jadi atas segalanya. Keberhasilan Nehemia disebabkan karena dia tetap berpegang pada Firman Tuhan dan hidup sesuai dengan Firman Tuhan. Di dalam kehidupan kita, biarlah kita hidup pada jalur Tuhan dan tetap berpegang teguh pada Firman Tuhan sehingga saat kita menghadapi tantangan, kita mampu melewatinya.
    2Ra. 6:8-23 Ya Tuhan, Celikkanlah Mata Rohani Kami Orang yang membatasi diri dengan keterbatasan dirinya adalah orang yang tidak mengakui kemahakuasaan Allah. Orang yang mengenal Tuhan membiarkan Tuhan menjadi Tuhan dalam dirinya sehingga dia bisa melihat di luar keterbatasan dirinya. Elisa mengandalkan Tuhan dan percaya akan kebesaran Tuhan sehingga dia bisa menghadapi masalah yang menghampirinya. Biarlah Tuhan mencelikkan mata rohani kita sehingga kita bisa melihat di luar keterbatasan kita dan mengandalkan Tuhan dalam menghadapi apa pun yang kita alami.
47 Bil. 1:1-3,17-19, 47-54 Musa Diperintahkan untuk Menghitung dan Mencatat Umat Israel Musa memunyai motivasi yang baik untuk melakukan perintah Tuhan. Sebagai anak-anak Tuhan, perilaku kita harus memakai pola pikir yang baru di dalam Yesus Kristus. Motivasi dan tujuan kita harus cocok dengan Firman Tuhan dan karakter Ilahi. Di dalam kehidupan ini, pengakuan siapakah yang kita kejar? Pengakuan Allah atau pengakuan manusia?
  Bil. 2:1-3, 5, 10, 18, 22, 29 Bangsa Israel Diperintahkan untuk Mengelilingi Kemah Pertemuan Kedekatan seseorang dengan hal-hal rohani bisa dikaitkan bahwa orang-orang itu dekat dengan Tuhan atau tidak. Saat bangsa Israel diminta untuk berkeliling di kemah pertemuan, yang dimaksudkan Allah supaya bangsa Israel menyadari bahwa Allah adalah pusat dari kehidupan mereka. Orang yang agamawi belum tentu punya pengenalan yang baik/punya hubungan yang dekat dengan Allah. Orang-orang benar tahu tentang Allah dan tidak boleh hanya sekadar tahu, tapi juga harus punya hubungan yang dekat dengan Tuhan.
48   Bil. 5:1-10 Luar Dalam Bersih dan Sehat Apakah Tuhan peduli kebersihan dan kesehatan umatnya secara fisik saja? Tentu tidak. Tuhan tidak sekadar prihatin pada kebersihan dan kesehatan umat-Nya secara fisik. Tuhan juga peduli pada umat-Nya yang tidak hanya memelihara tubuhnya, tetapi juga memelihara kerohaniannya. Ada kalanya fisik kita lemah tapi kalau kerohanian kita bersih dan sehat, keterbatasan kita secara fisik tidak akan menjadi batu sandungan/penghalang untuk tetap berfungsi sebagaimana anak-anak Tuhan seharusnya berfungsi.
    Bil. 5:11-31 Firman Tuhan Merupakan Standar Hidup Orang Percaya Di dalam Kristus, setiap orang sederajat, tidak dibedakan berdasarkan kesukuan dan statusnya. Apa pun status kita dalam kehidupan, kita harus mempersembahkan kehidupan yang kudus di hadapan Tuhan. Kita harus peka terhadap budaya dan tradisi-tradisi kita yang tidak cocok pada kebenaran Firman Allah. Sebagai anak-anak Allah kita harus membiarkan diri kita dikuasai oleh Allah.
49   Mat. 5:13-16 Orang Percaya Tidak Memiliki Alasan untuk Tidak Menjadi Garam dan Terang Dunia Bagaimana seharusnya seorang manusia menjalani kehidupan di dalam dunia yang masih Tuhan izinkan? Tuhan tidak pernah mengharapkan kita sebagai orang percaya yang tidak menjadi garam dan terang dunia. Tidak ada situasi dan kondisi yang bisa menjadi alasan kita untuk tidak menjadi garam dan terang. Apa pun yang terjadi di sekitar kita, Tuhan tidak mau kita berhenti untuk menjadi garam dan terang bagi kemuliaan nama Tuhan.
    Kis. 7:54-60 Yesus adalah Saksi dan Hakimku Dari zaman ke zaman, Stefanus memperlihatkan bahwa ada orang-orang yang sudah mempunyai suatu konsep tersendiri tentang siapakah Tuhan yang sebenarnya mereka miliki. Tapi Stefanus tahu siapakah Tuhan yang ia miliki. Tuhan Yesus berperan sebagai saksi bagi Stefanus dan sebagai hakim dari segala hakim. Dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, Tuhan Yesus berdiri untuk kita dan akan menyatakan bahwa kita tetap hidup benar dan berkenan di hadapan Tuhan bila kita tetap berpegang pada Firman-Nya.
50   Mat. 7:24-27; Luk. 6:47-49 Perumpamaan Pendengar dan Pelaku Firman Mendirikan rumah di atas pasir bukanlah hal yang baik. Kita harus membangun rumah di atas dasar yang teguh. Kalau orang-orang Yahudi pada masa lalu hanya sekadar mendengar apa yang dikatakan Yesus lalu mereka hanya merespons dengan ketakjuban, maka hal seperti itu tidak cukup. Tuhan menghendaki agar setiap kita orang-orang percaya tidak hanya sekadar mendengar, tetapi juga menjadi pelaku Firman.
    Mat. 11:16-19; Luk. 7:31-35 Perumpamaan Permainan Anak-Anak di Pasar Perumpamaan dalam ayat-ayat ini menggambarkan generasi yang meresponi kehadiran Yohanes dan Tuhan Yesus pada masa itu. Kehadiran Tuhan Yesus dan Yohanes waktu itu juga ditolak. Manusia berpikir bahwa cara Tuhan sangat tidak logis untuk menyelamatkan mereka dan mereka mau agar cara manusialah yang dipakai untuk karya keselamatan. Akhirnya mereka kehilangan kesempatan memperoleh keselamatan itu. Maukah kita mempercayakan keselamatan kita hanya pada Tuhan Yesus?
51   Mat. 13:1-9 Perumpamaan tentang Penabur Tuhan Yesus membedakan tentang orang yang mengerti dan orang yang tidak mengerti tentang perumpamaan. Dalam bagian ini, Tuhan Yesus memfokuskan pada benih yang ditabur, yaitu pengajaran tentang Tuhan Yesus sendiri. Ada beberapa kelompok orang yang tidak mau menerima benih yang ditabur. Perumpamaan ini menjelaskan tentang orang yang tidak mau melekat kepada Tuhan. Tuhan Yesus mengatakan bahwa kalau kita mau melekat pada-Nya, kita harus melihat apa yang penting dan yang tidak penting yang seharusnya dimengerti oleh manusia. Kepada siapakah kita seharusnya mempercayakan diri kalau bukan kepada Tuhan? Melalui proses kelahiran baru, orang-orang boleh mengerti tentang apa yang Tuhan katakan.
    Mar. 4:26-29 Perumpamaan tentang Benih yang Tumbuh Perumpamaan ini berbicara tentang Kerajaan Allah, lalu bagaimana benih itu ditabur dan bertumbuh. Fokusnya adalah bagaimana benih itu ditanam dan berbuah sampai dituai. Bagaimana benih itu menghasilkan sesuatu. Saat berita Injil diceritakan, ada orang-orang yang tidak ramah, yang menolak kehadiran Tuhan Yesus dan menolak pengajaran-Nya. Jadi tidak heran bila kita yang mengabarkan Injil pada saat ini pun akan ditolak. Namun, apa yang kita alami di dunia ini hanyalah sementara sebab kita adalah pendatang dalam dunia ini. Tuhan akan menjadi pengharapan kekal kita sehingga kita tidak perlu kecewa.
52   Mat. 13:24-30, 36-43 Perumpamaan tentang Lalang di Antara Gandum Dari perumpamaan ini kita bisa mengetahui bahwa orang yang menabur benih yang baik adalah Tuhan Yesus dan yang menabur benih yang jahat adalah iblis. Antara gandum dan lalang memang saat ini sulit dibedakan, tapi pada saat masa tuaian tiba, akan terlihat mana yang gandum dan lalang. Tuhan Yesus adalah hakim yang tahu mana yang gandum dan lalang, dari buahnya akan jelas perbedaannya. Kelak pada hari penuaian, apakah kita akan ditemukan sebagai gandum atau lalang? Kita bisa menipu manusia, tapi kita tidak bisa menipu Tuhan.
    Mat. 13:31-32 Perumpamaan tentang Biji Sesawi Biji sesawi adalah biji yang kecil sekali, tapi saat ditanam biji kecil ini akan menjadi pohon yang besar. Di sini Tuhan Yesus menjelaskan tentang efek biji sesawi/kerajaan Allah. Peran dari biji sesawi adalah memberi potensi/kekuatan. Ketika Tuhan Yesus memberitakan Injil tentang benih yang baik, kelihatannya itu hal yang kecil, tapi saat ini benih itu, yakni kerajaan Allah sudah meluas bahkan sampai ke desa-desa. Ada banyak orang yang percaya kepada Yesus saat ini, dan tidak sedikit pula tantangan yang harus dihadapi oleh anak-anak Tuhan. Tapi, tetaplah beritakan kerajaan Allah karena itu adalah tanggung jawab kita semua.
53   Luk. 13:18-21 Perumpamaan tentang Ragi Kerajaan Allah seumpama ragi. Peran ragi adalah memberikan pengaruh. Tuhan punya satu pengharapan, yaitu orang-orang percaya memunyai pengaruh dalam seluruh aspek kehidupannya. Kita sebagai anak-anak Tuhan yang sudah ditebus harus betul-betul punya pola pikir ilahi dan karakter Kristus supaya kita bisa menjadi pengaruh yang baik buat orang-orang di sekitar kita. Sebagai manusia kita harus bisa menjadi saksi Kristus melalui buah roh yang kita miliki. Jangan menjadi sama dengan dunia, tapi kita harus menjadi satu pengaruh yang besar seperti apa yang dikehendaki oleh Allah.
    Mat. 13:44-46 Harta Terpendam dan Mutiara yang Berharga Seseorang yang telah menerima karya penebusan Tuhan Yesus akan melihat bahwa keselamatan merupakan harta dan mutiara yang sangat berharga. Bahkan ada orang-orang yang rela meninggalkan segalanya hanya karena Tuhan. Yang kita dapatkan saat ini/semua yang kita terima tidak sebanding dengan apa yang sudah Tuhan berikan pada kita. Harta yang terpendam dan mutiara yang sangat berharga membuat kita, orang-orang yang sudah tahu tentang semua ini akan dengan rela meninggalkan segalanya hanya untuk Tuhan.
54   Mat. 13:47-50 Perumpamaan tentang Pukat Hidup bersekutu dengan Allah tidak sebanding dengan apa pun yang ada di dunia ini. Pukat diumpamakan sebagai kerajaan Allah. Tuhan Yesus menjelaskan bahwa ada orang-orang Kristen yang sangat agamawi tapi tidak mempunyai ikatan/hubungan dengan Tuhan. Bukan apa yang dilihat mata, tapi Tuhan melihat hati. Menjadi orang Kristen bukan hanya sekadar melakukan apa yang baik di mata manusia, tetapi melakukan apa yang baik di mata Tuhan. Kita harus sadar siapakah kita di mata Tuhan. Jadilah hamba yang hidup berdasarkan kehendak-Nya supaya kita tidak dicampakkan Tuhan.
    Mat. 18:21-35 Perumpamaan tentang Pengampunan Berapa kali kita harus mengampuni? Apakah 7 kali? Bukan! Kita harus mengampuni sebanyak 70 kali 7 kali. Pada saat kita mau menunjukkan kemurahan kepada orang lain, kita perlu menunjukkannya dengan sepenuh hati. Jangan hitung-hitungan soal kasih karena Tuhan tidak pernah hitung-hitungan saat Dia memberikan kasih-Nya kepada kita. Tuhan memberikan pengampunan dan melupakan, kita pun juga harus melakukan hal yang sama seperti apa yang Yesus lakukan. Kerajaan Allah berbicara tentang kemurahan Allah tanpa mengesampingkan keadilan. Di mana ada keadilan, maka ada kemurahan Allah untuk mengampuni dosa kita.
55   Mat. 25:1-13 Perumpamaan tentang Kerajaan Surga Lima gadis bodoh dan lima gadis bijaksana berbicara tentang hal kerajaan surga. Dalam perumpamaan ini, secara spesifik Tuhan Yesus menegaskan pada setiap orang percaya untuk selalu berjaga-jaga/selalu siap sedia. Kedatangan Tuhan yang kedua tidak pernah ada yang tahu, oleh sebab itu kita harus selalu siap sedia dalam kondisi apa pun. Kehidupan kita harus bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Di dalam kesiapan kita tidak ada kemunafikan. Apakah kita siap mempertanggungjawabkan kehidupan kita?
    Mat. 25:14-30 Perumpamaan tentang Talenta Dengan mentalitas yang baik/sikap yang baik akan membuat hati Tuhan, si pemberi talenta menjadi senang. Saat kita dipercayakan sesuatu yang berbeda, kita harus tahu bagaimana kita melakukan tanggung jawab tersebut. Tuhan tidak pernah menuntut kita untuk melakukan sesuatu yang lebih dari kapasitas kita. Tuhan hanya mau kita melakukan dengan penuh tanggung jawab, melakukan yang terbaik bagi Dia. Jangan menjadi hamba yang pasif, yang tidak melakukan apa pun untuk Tuhan. Tapi berikan yang terbaik hanya untuk kemuliaan nama Tuhan.
56   Mat. 25:31-46 Penghakiman Tuhan Yesus menggambarkan antara kambing dan domba secara karakteristik. Berdasarkan hal ini, Tuhan menjelaskan bagaimana orang-orang yang telah menerima anugerah. Bukan karena kebaikan, kita menerima anugerah. Iman yang menyelamatkan akan menghasilkan segala hal yang baik. Apakah kita domba yang baik di hadapan Tuhan, yang mendengar suara gembala? Atau kita adalah kambing yang berbulu domba? Biarlah kita bisa mengintrospeksi diri sendiri di hadapan-Nya.
    Luk. 7:36-50 Perumpamaan tentang Orang yang Berhutang kepada Pembebas Utang Membasuh kaki, mencium, mengurapi kepala dengan minyak adalah hal yang lazim dilakukan oleh orang Farisi ketika ada orang yang datang ke rumah mereka. Simon tidak melakukan hal ini pada Yesus seperti yang dilakukan perempuan yang berdosa. Kita tidak bisa melepaskan murka Allah dari diri kita tanpa anugerah. Hanya karena Allahlah yang membuat kita diselamatkan dari murka Allah. Tidak boleh ada seorang pun yang merasa benar dari yang lain.
57   Luk. 10:25-37 Perumpamaan tentang Orang Samaria yang Baik Hati Mengasihi sesama tidak dibatasi oleh apa pun. Iman harus disertai perbuatan. Jangan hanya sebagai pendengar, tetapi kita juga harus menjadi pelaku Firman. Perbuatan baik kita keluar dari relasi kita dengan Allah dan sesama kita. Kepada siapa pun kita harus memanusiakan dan mengasihi mereka. Semua kita lakukan bukan karena upah, tapi karena membalas cinta kasih Tuhan. Jika kita memunyai relasi yang sehat dengan Tuhan, kita juga akan memunyai relasi yang sehat dengan sesama manusia.
    Luk. 11:1-13 Doa Di dalam keengganan manusia untuk menolong sesamanya, karena merasa terganggu, manusia akhirnya mau menolong, apalagi Bapa di surga. Dia akan memberikan yang terbaik untuk anak-anak-Nya. Allah sangat mengasihi kita apa adanya. Biarlah Allah Roh Kudus menguasai hati dan pikiran kita. Kita harus serius belajar Firman Tuhan karena Allah Roh Kuduslah yang mengontrol kehidupan kita. Dan kita tahu bahwa Allah selalu hadir menyambut kita kapan pun kita datang bersekutu dengan-Nya.
58   Kol. 2:6 Pohon Ara yang Tidak Berbuah Perumpamaan ini mengajarkan bahwa Tuhan memberikan kesempatan kepada manusia, tapi kesempatan selalu ada batasnya. Kesempatan berbicara tentang hal kesabaran. Pohon yang baik harus menghasilkan buah yang baik. Tuhan memberikan kesempatan kepada manusia untuk hidup sesuai dengan status kita dan Tuhan juga mau agar setiap kita menghasilakn buah yang baik sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali. Jangan sampai Tuhan mendapatkan kita bercacat cela.
    Luk. 12:13-21 Orang Kaya yang Bodoh Tuhan tidak pernah menginginkan agar semua manusia menjadi orang miskin. Namun, yang Tuhan inginkan adalah apabila ada orang kaya, biarlah dia hidup memerhatikan sesamanya. Sia-sialah orang yang hidupnya kaya, tetapi hatinya tidak mengasihi sesamanya dan terlebih tidak mengasihi Allah. Tuhan bukanlah Tuhan yang anti orang kaya. Kedudukan Tuhan tidak pernah bisa digeser/digantikan oleh apa pun juga. Biarlah kita terlihat seperti orang miskin di hadapan manusia, tapi tidak di hadapan Tuhan.
59   Luk. 14:7-14 Tempat yang Paling Utama dan yang Paling Rendah Kenapa seseorang suka dihormati? Karena penghormatan itu berhubungan dengan derajat seseorang. Manusia seringkali jatuh ke dalam dosa karena hal ini. Setiap manusia tidak boleh saling meninggikan diri karena hal itu akan mengakibatkan seseorang secara perlahan ingin menggeser kedudukan Tuhan sebagai yang tertinggi. Karena Firman Tuhan mengatakan, "Barangsiapa meninggikan diri, dia akan direndahkan." Oleh sebab itu, jangan menilai seseorang hanya karena derajatnya, karena kita semua adalah gambaran/citra Allah yang sama kedudukannya dengan yang lain.
    Luk. 14:15-24 Perumpamaan tentang Orang-Orang yang Berdalih Dalam perumpamaan ini, dijelaskan bahwa orang-orang Farisi dan ahli Taurat memunyai pemikiran tersendiri tentang hal Kerajaan Allah. Karena orang-orang Farisi dan ahli Taurat tidak mau diatur dan dikontrol oleh Tuhan, mereka mempunyai banyak sekali alasan untuk tidak datang dalam undangan Tuhan. Kalau kita tidak bisa memikul salib kita setiap hari, kita tidak akan bisa menerima undangan Tuhan. Tuhan tidak mau kita memiliki ilah lain dalam kehidupan kita, karena itu bila kita mau menerima undangan itu, secara otomatis kita harus membiarkan Tuhan yang mengatur dan mengontrol hidup kita sesuai kehendak-Nya.
62   Luk. 14:28-33 Bangun Menara dan Raja Mau Perang Kita harus tahu siapakah Tuhan yang kita ikuti dan alasan kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita. Dengan datang pada Tuhan dan mengenal Dia secara pribadi, kita tahu siapakah Allah yang kita ikuti dan alasan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita. Dengan pengenalan yang lebih akan Tuhan, kita bisa melawan setiap tantangan yang ada di depan kita. Kita harus selalu siap dengan segala konsekuensi yang ada saat kita benar-benar mau menjadi murid-murid Yesus. Semua hal yang kita lakukan sekarang tidak sebanding dengan kasih dan pengorbanan-Nya yang begitu besar.
    Mat. 18:12-14; Luk. 15:8-10 Domba dan Dirham yang Hilang Firman Tuhan ini menjelaskan bahwa pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang untuk mendengar Tuhan Yesus. Tapi berbeda dengan orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang memunyai pemikiran bahwa hanya orang yang layak datang kepada Kristus yang boleh datang. Tuhan Yesus mengatakan bahwa hanya orang-orang yang bertobat dan menyadari keberdosaannya, kepadanya Tuhan akan datang. Dia menganggap orang-orang seperti itulah yang berharga di mata-Nya. Karena setiap orang tidak lebih baik dari orang lain, jadi kita tidak boleh menganggap hanya diri kita yang layak datang ke hadapan-Nya.
62   Luk. 15:11-32 Anak yang Hilang I Sikap seorang bapa yang sangat mengasihi anaknya yang memberontak menggambarkan akan kasih Allah kepada kita, yakni kasih Bapa yang sangat besar mengharapkan anak-anak yang terhilang dapat kembali kepada-Nya. Pemulihan hubungan dengan Allah tidak bisa digantikan dengan harta benda. Hanya kasih Allahlah yang bisa memulihkan segalanya. Dosa apa pun yang kita lakukan, bila kita mau bertobat, maka Tuhan pasti mengampuni. Meskipun manusia mengingat dosa kita, namun Tuhan melupakan segalanya dan kasih-Nya yang besar siap untuk menerima dan memulihkan hubungan kita dengan-Nya.
    Luk. 15:11-32 Anak yang Hilang II Anak bungsu yang diceritakan dalam perumpamaan ini menggambarkan seseorang yang berinisiatif memberontak dan membiarkan si aku yang menentukan dan mengontrol dirinya sendiri, tapi dia segera sadar akan keberdosaannya dan bertobat. Kita juga sering seperti anak bungsu ini, namun bila kita mau bertobat, Tuhan menghargai pertobatan kita dan mau menerima kita kembali. Bapa yang penuh kasih siap untuk menantikan kita dalam keadaan apa pun juga.
63   Yoh. 1:10-13; 3:16-18 Siapa yang Disebut Orang Percaya? Orang yang tidak percaya kepada Tuhan, akan tetap berada di bawah murka Allah. Seseorang dikatakan percaya bila ia telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya, dan dengan suatu kesadaran bahwa dia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari murka Allah. Karena hanya Tuhan Yesus yang tidak berdosa, yang dapat menggantikan kita untuk menanggung murka Allah. Menjadi orang percaya tidak bisa karena ikut-ikutan atau karena keturunan.
    Yoh 10:27; Rom. 8:37-39 Iman dan Perbuatan Kita sebagai anak-anak Tuhan tidak bisa melakukan apa saja sesuka hati kita karena kita sudah menerima keselamatan dan terlepas dari murka Allah. Status kita sebagai anak Tuhan harus diikuti dengan perbuatan yang cocok, baik itu perilaku, pola pikir, dan perkataan kita. Jadi iman yang menyelamatkan tidak bisa berdiri sendiri. Iman yang menyelamatkan harus membuahkan perbuatan yang selaras dengan status kita sebagai anak-anak Tuhan.
64   Maz. 1 Orang Percaya dengan Firman Tuhan Sikap orang percaya harus mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan. Mengasihi Tuhan secara totalitas dengan segala keberadaan kita adalah harapan Tuhan untuk setiap orang percaya. Apa pun aktivitas yang kita lakukan, kita melakukannya untuk kemuliaan nama Tuhan. Saat kita melakukannya untuk Tuhan, setiap hal yang kita kerjakan akan dibuatnya berhasil. Bukan berhasil secara manusia, tetapi berhasil di mata Tuhan.
    Mat. 16:13-23; 2Pe.. 1:20-21 Bagaimana Seorang Kristen Seharusnya Belajar? Semua hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia, tertulis dalam Firman Tuhan dari kitab Kejadian sampai Wahyu. Oleh sebab itu, kita tidak boleh sembarangan menafsirkan arti Firman Tuhan dalam hidup kita. Kita harus membaca dengan teliti dan mengerti apa yang sebenarnya kita baca dalam Firman Tuhan. Dengan demikian kita bisa menguji sesuatu itu benar atau tidak berdasarkan Firman-Nya.
65   Ibr. 12:1-7 Proses Pengudusan Di hadapan Tuhan, manusia harus hidup kudus. Kita tidak bisa hidup seenaknya karena kita sudah mendapat jaminan keselamatan. Tuhan mau supaya kita dikuasai oleh Firman Tuhan, agar kita bisa hidup dalam kekudusan. Meskipun daging itu lemah, tapi karena dikuasai oleh Firman Tuhan, maka kita bisa berpaling dari sifat kedagingan kita.
    Yoh. 8:1-11 Sikap Anak Tuhan terhadap Kejatuhan Sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak boleh bersikap senang atas kejatuhan yang menimpa orang lain. Tetapi Tuhan mengajarkan bahwa setiap orang harus mengoreksi diri karena setiap manusia tidak ada yang tidak berdosa. Kalau Tuhan sudah memberikan kesempatan untuk mengoreksi diri kita kembali, kita pun harus segera mengambil kesempatan itu.
66   Yoh. 14:15-31; Kol. 2:6-7 Persekutuan dengan Allah dalam Firman Saat kita telah menerima Dia sebagai Tuhan, kita harus tetap hidup di dalam relasi anugerah-Nya. Kita adalah ranting yang harus hidup bergantung pada pokoknya, yaitu Tuhan Yesus. Saat kita bersekutu dengan Allah, ada aturannya, tidak boleh asal-asalan. Semua yang kita lakukan diketahui-Nya. Allah yang mahatahu, mengetahui apakah yang kita lakukan didasarkan atas persekutuan yang benar dengan-Nya atau tidak.
    Yoh. 15:1-8; Mat. 6:5-15 Persekutuan dengan Allah dalam Doa Hidup orang Kristen berdasarkan pada doa, karena doa adalah napas hidup orang percaya. Tapi doa bukan berarti selalu meminta, karena doa adalah suatu persekutuan dengan Tuhan, yang dilandasi pada kerinduan untuk selalu dekat dengan Tuhan. Kita bisa berdoa di mana pun kita berada. Berdoa tidak harus selalu menutup mata karena di mana pun kita berada kalau hati dan pikiran kita tertuju pada Tuhan, itu disebut dengan berdoa.
67   Maz. 100 Orang Kristen dan Ibadah I Apa yang menjadi dasar dan titik tolak beribadah kita? Beribadah bukan hanya dilihat dari caranya beribadah/apa yang seseorang persembahkan atau lain sebagainya, tapi bagaimana seseorang itu beribadah sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Ibadah yang benar diawali dengan pemulihan yang benar dengan Allah. Hubungan yang benar dengan Tuhan didasarkan anugerah penebusan di dalam Yesus Kristus adalah ibadah yang berkenan di hadapan Tuhan.
    Rom. 12:1-2 Orang Kristen dan Ibadah II Ibadah adalah satu penaklukan diri dalam Allah. Bila dalam segala aspek kehidupan kita hidup dalam penaklukan diri kepada Tuhan, maka ibadah yang demikian akan berkenan di hati Tuhan.
68   Kej. 1:26-31 Orang Kristen dan Persembahan I Segala sesuatu yang kita miliki sekarang ini adalah milik Tuhan. Dia mempercayakan banyak hal untuk kita kelola dan pelihara seturut dengan kehendak Allah. Jangan pernah hitung-hitungan untuk menolong orang lain setelah semua yang Tuhan berikan untuk kita, sebab semua yang terbaik yang kita miliki berasal dari Tuhan.
    Mat. 22:37-39; Rom. 12:1 Orang Kristen dan Persembahan II Seberapa banyak yang Tuhan percayakan pada kita, harus disadari bahwa semuanya milik Tuhan sehingga kita tidak boleh menomor satukan harta kita lebih daripada Tuhan. Semua diserahkan kepada kita agar kita mengelolanya berdasarkan Firman Tuhan. Persembahan yang terbaik bukanlah yang jumlahnya banyak, tetapi yang terbaik dari apa yang kita miliki.
69   2Ti. 3:1-17 Makna Penderitaan bagi Orang Percaya I Setiap pribadi harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Aktivitas kita harus didasari pada Firman Tuhan. Dan saat menghadapi tantangan, setiap pribadi akan mampu melaluinya bila dirinya dikuasai oleh Firman Tuhan. Hal itu juga berlaku pada keluarga-keluarga Kristen. Keluarga yang berpegang pada Firman Tuhan akan memiliki pondasi yang kuat di dalam menghadapi pergumulan apa pun.
    Fili. 1:27-30 Makna Penderitaan bagi Orang Percaya II Ada dua macam penderitaan yang dialami orang percaya. Pertama, penderitaan yang disebabkan karena diri sendiri. Kedua, penderitaan yang memang benar-benar karena Tuhan Yesus. Menjadi orang percaya tidak berarti selalu hidup dalam kenyamanan, yang terpenting adalah bagaimana kita menghadapi penderitaan tersebut sesuai dengan apa yang Tuhan telah katakan dalam Firman-Nya.
70   Rom. 1:1-7 Hamba Kristus Nilai seorang hamba ditentukan oleh tuannya. Orang-orang percaya adalah seorang hamba dan Kristus adalah tuannya. Kita yang dulu diperbudak oleh dosa, sekarang sudah ditebus dan dibayar tunai dengan darah Kristus. Oleh sebab itu, kita harus menghargai hidup kita dan tidak boleh menyia-nyiakannya. Apa pun yang terjadi, kita tidak perlu takut karena pengharapan kita ada pada Yesus Kristus yang adalah tuan kita.
    Rom. 1:1-7 Duta Kristus Rasul adalah seperti jabatan duta besar, seorang yang diutus. Dengan demikian rasul adalah orang yang diutus oleh Sang Pengutus. Kalau kita belum menjadi murid Kristus atau belum menjadi hamba Kristus, kita tidak bisa menjadi orang yang diutus. Menjadi utusan Allah semata-mata merupakan anugerah sehingga harus dijalani dengan hati yang bersyukur. Oleh sebab itu, seorang utusan Allah tidak boleh mencemarkan dirinya dengan hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Allah.
71 Rom. 1:8-15 Kehadiran yang Menjadi Berkat Kehadiran kita sebagai anak Tuhan harus membawa damai sejahtera bagi orang lain. Menjadi berkat dengan kehadiran dan perilaku kita di mana pun kita berada, dengan cara menghargai setiap orang tanpa memandang jabatan atau status mereka, tetapi karena mengingat apa yang telah Tuhan lakukan untuk kita. Dengan keberadaan diri kita yang demikian, akan membawa banyak orang datang kepada Yesus.
  Rom. 1:16-17 Kuasa Injil Allah Memang setiap orang telah berdosa dan patut dimurkai oleh Allah, namun oleh kemurahan Allah melalui kuasa injil, manusia dilepaskan dari murka Allah. Sebesar apa pun dosa dan kesalahan kita di masa lalu, asal kita mau percaya pada Injil Tuhan, kita dapat diselamatkan.
72 Rom. 1:18-20 Alam Semesta dan Isinya Alam semesta yang begitu luar biasa pasti diciptakan oleh pribadi yang berkuasa, berakal budi, dan kekal. Oleh sebab itu, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mengenal Sang Pencipta kita. Sebab kebesaran alam semesta menceritakan tentang kebesaran Sang Penciptanya. Namun manusia yang telah jatuh dalam dosa, cenderung menciptakan allah sesuai keinginan hatinya sendiri sehingga menyangkali Allah yang sesungguhnya. Kita yang telah diselamatkan oleh Tuhan, hendaknya terus menerus belajar mengenal Sang Pencipta kita yang sesungguhnya dan tunduk kepada-Nya.
  Rom. 1:21-32 Kenal dan Tahu, tapi dengan Sengaja Menggantikan Kenal siapa Allah sebenarnya, tahu bahwa ada tuntutan hukum Allah, tapi dengan sengaja menggantikan-Nya dengan yang lain, itulah yang dilakukan oleh manusia yang berdosa. Manusia dengan sengaja mengantikan Allah dengan allah yang mereka inginkan dan menggantikan hukum Allah dengan hukum mereka. Karena mereka tidak puas dengan cara kerja Allah dan menganggap diri lebih berhikmat daripada Allah. Namun pada akhirnya, manusia akan tetap dihakimi oleh Allah yang benar, bukan allah yang menggantikan. Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga menggantikan Allah dengan yang lain atau mengganti hukum Allah dengan aturan yang sesuai keinginan kita?
73 Rom. 2:1-16 Kekayaan Kemurahan Allah Manusia dibatasi oleh keterbatasan dirinya sendiri. Kebenaran manusia juga dibatasi oleh keberdosaannya. Jangan kita merasa puas saat orang-orang mengatakan kita baik karena apa yang baik bagi manusia belum tentu baik di hadapan Tuhan. Manusia hanya bisa menilai apa yang tampak di depan mata, tetapi Tuhan menilai jauh ke dalam hati. Oleh sebab itu, mari kita mengintrospeksi diri, apakah hidup kita seturut dengan kemurahan Tuhan atau kita malah menganggap sepi kekayaan kemurahan Allah? Karena kelak, kita semua akan dihakimi menurut kebenaran Allah.
  Rom. 2:17-29 Bukan yang Lahiriah tapi yang Rohani Ayat ini menggambarkan tipe orang Yahudi yang sangat mengagungkan hukum Taurat, tetapi sebenarnya hati mereka jauh dari Allah. Di sini dijelaskan dua definisi tentang umat Allah. Pertama, umat Allah versi manusia/lahiriah, yaitu umat Allah yang tahu tentang hukum-hukum Allah tetapi tidak melakukannya dan hati mereka jauh dari Tuhan. Kedua, umat Allah versi Allah, yaitu umat Allah yang diawali dengan disunat hati dan telah mengalami kelahiran baru. Kita harus menjadi anak Tuhan yang bukan secara lahiriah, tapi harus benar-benar disunat hati dan mengalami kelahiran baru dalam Roh Kudus.
74 Rom. 3:1-8 Siap Sedia Mempertahankan Iman Seseorang diselamatkan bukan karena melakukan hukum Taurat, sebab pada dasarnya manusia tidak mampu memenuhi semua tuntutan hukum Taurat sesuai standar Tuhan. Jadi kita diselamatkan semata-mata hanya karena anugerah Tuhan. Kebenaran dan keadilan Tuhan tidak bergantung pada manusia dan sifatnya mutlak dan sempurna. Oleh sebab itu, kita tidak perlu takut pada saat orang mempertanyakan iman kita, kita dapat memberi jawab dengan benar berdasarkan Firman Tuhan yang tidak pernah salah dan tidak pernah berubah.
  Rom. 3:9-20 Semua Orang Berdosa dan Butuh Kristus Orang Yahudi selalu beranggapan bahwa diri mereka lebih baik dari orang lain. Firman Tuhan mengatakan bahwa di dunia ini, tidak boleh ada orang yang menganggap diri benar sebab semua orang telah berdosa dan membutuhkan pengampunan Kristus.
75 Rom. 4:1-25 Hanya Anugerah Tuhan Pengampunan yang diberikan pada manusia semata-mata karena anugerah Tuhan. Keselamatan dari murka Allah bukan karena keturunan, tapi kita sendiri harus punya relasi secara pribadi dengan Tuhan. Setiap orang harus menyadari akan pembenaran Allah yang telah menggantikan kita dari murka Allah sehingga kita diselamatkan. Biarlah kita menjadi manusia yang menyadari akan ketidak layakkan kita sebagai orang berdosa di hadapan Allah dan hanya oleh anugerahlah kita mendapatkan keselamatan.
76 Rom. 5:1-11 Damai Sejahtera di Tengah Kesengsaraan Hasil dari pembenaran dalam Kristus Yesus memungkinkan kita memunyai kehidupan yang ada dalam damai sejahtera. Hidup sebagai anak Tuhan, bukanlah hidup yang mulus, sebagai contoh, Yusuf. Dia adalah pribadi yang berusaha hidup lurus di hadapan Tuhan, tapi pada kenyataannya, ia menghadapi berbagai macam tantangan. Dia difitnah, dikhianati, dijual, dan harus menghadapi berbagai kesengsaraan yang lain. Namun, dia tetap hidup dalam kebenaran Firman Tuhan sehingga damai sejahtera Tuhan selalu menyertai hidupnya dalam keadaan pahit seperti apa pun.
  Rom. 5:12-21 Kejatuhan Adam dan Karya Penebusan Alasan Adam jatuh ke dalam dosa adalah karena ia ingin menjadi Allah. Akhirnya manusia pada saat ini hidup bukan dikuasai oleh Tuhan, tetapi dikuasai oleh kedagingan. Allah datang menjadi manusia untuk menyelamatkan kita dari murka Allah. Tuhan Yesus datang untuk melepaskan kita dari kuasa perbudakan. Apa pun dosa kita saat ini, bila kita mau kembali kepada Bapa, Dia akan mengampuni. Melalui karya penebusan-Nya, Dia yang adalah Allah mengampuni dan melupakan setiap dosa dan pelanggaran kita.
77 Rom. 6:1-14 Mati bagi Dosa, Hidup bagi Kebenaran Kita perlu terus mengingat bahwa kalau saat ini kita menjadi anak-anak Allah, itu semata-mata karena anugerah Allah. Kita yang sudah ditebus dan menerima Tuhan sebagai Tuhan dan Juru Selamat, kita mendapat jaminan keselamatan. Kita harus menyelaraskan hidup sebagai anak-anak Tuhan. Semua hal yang kita lakukan hendaknya dengan motivasi yang baik di hadapan Tuhan. Kita harus mati bagi dosa dan berusaha hidup bagi kebenaran sesuai dengan Firman Tuhan.
  Kel. 20:3; Mat. 22:37-38 Apa Artinya pada Saat Allah Mengatakan, "Jangan ada …." Sebelum manusia jatuh dalam dosa, maka secara totalitas manusia hidup sangat bergantung pada Allah. Manusia harus tahu bagaimana menempatkan diri di hadapan Tuhan. Kita diciptakan dengan kebergantungan yang mutlak terhadap Allah. Itulah sebabnya kita harus memperlakukan Allah sebagaimana Allah seharusnya diperlakukan. Saat kita menempatkan diri sendiri dan bukan Allah dalam hidup kita, sebenarnya kita yang menjadi ilah lain dalam hidup kita. Setiap detik dalam hidup kita, biarlah kita menjadikan Allah segala-segalanya dalam hidup kita.
78   Rom. 6:15-23 Apabila Kamu Menyerahkan Dirimu kepada Seseorang Sebagai Hamba Apa arti penebusan yang Tuhan lakukan untuk kita? Setiap manusia yang jatuh di dalam dosa, sudah hidup jauh dari standar Tuhan. Kalau kita hidup tidak menurut aturan Tuhan, hukumannya adalah kematian (Roma 6:23). Karena karya penebusan Tuhan Yesus atas diri kita, seharusnya hidup kita sesuai kehendak Tuhan dan tidak boleh hidup seenaknya sesuai dengan keinginan kita sendiri.
    Rom. 7:1-12 Kita Diselamatkan Bukan Melalui Hukum Taurat Kita diselamatkan bukan karena melakukan hukum Taurat, melainkan karena iman di dalam anugerah Tuhan. Setelah diselamatkan, seharusnya perspektif/paradigma kita harus berubah, yakni kita mau hidup dengan cara Tuhan dan berusaha menyenangkan hati Tuhan. Kita mau melakukan hukum Taurat bukan untuk mendapat upah melainkan karena kita mau bersyukur untuk anugerah keselamatan yang telah kita peroleh dengan cara menaati perintah Tuhan.
79 Rom. 7:13-25 Hukum Taurat dan Penebusan Kristus Perilaku yang dilihat dari segi motivasi, tujuan, dan cara yang tidak sesuai dengan apa yang Allah perintahkan/tidak sesuai standar Allah disebut dosa. Kita tidak bisa melakukan hukum Taurat bersandarkan pada kekuatan kita, namun dengan pertolongan Roh Kudus akan menolong kita dalam berinteraksi dengan Firman Tuhan dan hukum Taurat. Dengan karya penebusan Tuhan, kehidupan kita saat ini dipulihkan oleh Allah sehingga kehidupan kita bisa mencerminkan citra/gambaran diri Allah. Bila kita tetap berinteraksi dengan hukum-Nya dan taat pada pimpinan Roh Kudus, Dia akan mengingatkan kita akan hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan.
  Rom. 8:18-30 Keterlibatan Tuhan dalam Kehidupan Anak-Anak Tuhan Allah selalu terlibat dalam kehidupan kita. Kebaikan-Nya dalam ayat ini bukan berarti akan membuat kita jauh dari sakit-penyakit, mara bahaya, atau yang lainnya. Tapi bagaimana keterlibatan Allah di dalam segala situasi dan kondisi yang kita jalani. Dalam situasi dan kondisi apa pun kita tetap dapat memancarkan kemuliaan Tuhan karena kita melibatkan Allah dalam segala aspek kehidupan kita. Sesuai tujuan Allah, kita diciptakan untuk memuliakan dan menyenangkan hati Tuhan. Pikiran kita harus dipenuhi dengan pikiran Tuhan sehingga tujuan Allah tergenapi dalam hidup kita.
80 Rom. 11:33-36 Karya Keselamatan Semata-Mata Kemurahan Allah Karya penebusan Yesus Kristus memungkinkan manusia terlepas dari murka Allah. Keselamatan yang kita terima bukan karena kebaikan kita, tapi karena kemurahan Allah. Allah berkenan mengganti status kita yang seharusnya dihukum, dengan mengorbankan Putra-Nya untuk keselamatan kita. Oleh karena karya penebusan-Nya yang luar biasa, kita patut mengucap syukur. Tidak ada alasan untuk tidak bersyukur saat kita menjalani hidup yang penuh tantangan sekalipun
  Rom. 12:1-2 Diselamatkan Menjadi Cerminan Allah Kita diselamatkan supaya tujuan Allah tergenapi yaitu agar kita menjadi representatif Allah dalam dunia ini. Kehidupan yang didedikasikan hanya untuk Allah adalah ungkapan rasa syukur kita pada Tuhan.
81 Gal. 1:1-5 Anugerah, Apa Arti Semua Itu? Setiap anak Tuhan adalah hamba-Nya Tuhan. Kalau Paulus boleh menjadi rasul, itu semata-mata anugerah Tuhan. Seorang rasul adalah orang yang benar-benar mengetahui pikiran dan aturan dari orang yang mengutusnya. Peran kita sebagai utusan Allah harus mencerminkan pribadi Allah. Oleh sebab itu kita perlu belajar Firman Tuhan dengan baik supaya kehidupan kita dikuasai kehendak Allah. Anugerah Allah menyebabkan suatu perubahan. Iman selalu membuahkan perbuatan.
82 Maz. 133 Persaudaraan Seiman Kebersamaan/persaudaraan bisa dikaitkan dengan kesenangan, status sosial, pekerjaan, atau yang lain. Persaudaraan seperti ini tidak selamanya berjalan bersama karena dipusatkan pada hal-hal tertentu. Persaudaraan seperti ini sangat berbeda dengan persaudaraan seiman. Berdasarkan karya penebusan Yesus Kristus, persaudaraan di dalam Kristus tidak didasarkan karena suku, bangsa dan budaya. Apa pun status kita saat ini, kita harus saling menopang dan mengasihi satu di antara yang lain.
83 Gal. 4:1-7 Dari Hamba Menjadi Anak Kalau diperhatikan, kehidupan lama seseorang kelihatannya bebas, tetapi sebenarnya dia diperbudak oleh dosa. Status kita adalah hamba yang terpidana. Tapi saat Yesus datang untuk menebus kita (yang dulunya hamba dosa), berarti Tuhan Yesus membeli kita dan mengubah status kita menjadi anak-Nya, semua itu hanya karena anugerah Tuhan.
  Gal. 4:8-11 Mengenal Allah Secara Pribadi Mengenal Allah adalah pengenalan yang bersifat hubungan pribadi. Berdasarkan hubungan pribadi, kita mengenal Allah. Bukan hanya sekadar tahu tentang Allah, tapi tidak punya hubungan pribadi. Dengan pengenalan yang benar sesuai dengan Firman Tuhan, kita bisa hidup sesuai dengan standar Tuhan.
84 Luk. 18:18-27 Adakah Yesus di Hatimu? Kriteria orang baik di hadapan Tuhan sangat berbeda dengan kriteria orang baik di hadapan manusia. Seseorang dikatakan baik karena perbuatan dan sikapnya, tetapi hal itu dikatakan oleh manusia bukan oleh Tuhan. Orang baik menurut Tuhan adalah apakah ada Yesus di hatinya dan dalam hidupnya. Kalau kita menyadari bahwa kita menjadi anak Tuhan karena anugerah, kita harus tahu, apakah dalam kehidupan kita selalu ada Yesus?
  Hos. 5:15-6:6 Pengenalan akan Yesus Sebagai anak Tuhan, jangan hanya sekadar percaya pada Allah, tapi tidak percaya kalau Allah hadir dan berkuasa atas hidup kita. Pemahaman iman di dalam kekristenan bukan hanya sekadar tahu tentang sesuatu, tapi bagaimana seseorang hidup berdasarkan pengetahuan itu. Hal ini tidak ditentukan oleh berapa lama kita menjadi orang Kristen, tapi sejauh mana Firman Allah berkuasa atas hidup kita.
85 1Ti. 4:14 Apa Artinya Hidup dalam Anugerah Tuhan Keberadaan Paulus adalah anugerah Tuhan. Apa pun yang kita lakukan, kita harus belajar bahwa semua kemuliaan harus dikembalikan hanya kepada Tuhan saja. Kita tidak boleh memahami Allah hanya dari sudut pandang dunia. Kita harus hidup dengan mengenal diri supaya tahu diri, dan kalau kita tahu diri, kita akan bersikap seharusnya.
  Luk. 5:27-28 Ikutlah Aku! Mengikut Yesus bukan sekadar ikut-ikutan. Kita harus tahu alasannya kenapa kita ikut Tuhan. Hidup bagi Tuhan tidak ditentukan oleh posisi kita. Ikut Tuhan berarti kita harus siap melakukan apa saja dan menjadi apa saja bagi kemuliaan nama Tuhan. Apa pun yang terjadi, kita akan punya alasan untuk hidup dan mati hanya bagi Tuhan.
86 1Te. 1:1 Eksposisi Seringkali kita mati-matian mempertahankan yang tidak prinsipil, akhirnya Injil tidak bisa diterima orang-orang di sekitar kita. Jabatan/gelar bukanlah satu usaha supaya orang menghargai kita, tapi Tuhanlah yang layak dihargai. Kita hanya seorang yang diutus untuk menjadi garam dan terang bagi kemuliaan Tuhan. Adakalanya orang merasa lebih tinggi dari yang lain, hal itu merupakan akar kejatuhan manusia dalam dosa. Biarlah Kristus terpancar melalui hidup kita. Tuhan Yesus adalah kepalanya dan kita adalah anggota tubuh yang saling melengkapi, menopang dan menolong.
  1Te. 1:2 Eksposisi Ucapan syukur kita harus difokuskan kepada Tuhan saja. Pertumbuhan iman disebabkan karena karya Ilahi. Kita tidak bisa mengubah orang, hanya Tuhan yang bisa melakukannya. Karena itu kemuliaan, pujian, dan hormat hanya bagi Tuhan. Kalau Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita, kita harus bersyukur. Kita juga harus bersyukur dengan adanya orang-orang di sekitar kita, dengan berbagai macam pertumbuhan imannya. Paulus sebagai imam Allah tetap berdoa buat orang lain. Kita harus menempatkan diri kita sebagai duta Allah yang dapat diandalkan.
87 1Te. 1:3 Eksposisi Pekerjaan iman yaitu pekerjaan/karya dari satu kehidupan yang bersumber dari iman berdasarkan pengetahuan yang benar akan Tuhan. Iman adalah suatu kepercayaan. Sebagai orang-orang Kristen, kita harus tahu siapa yang kita percaya. Ada keselarasan antara iman yang kita percaya dengan perbuatan, pikiran, perkataan, dan seluruh hidup kita. Biarlah kita memancarkan karakter Kristus melalui satu pemahaman iman yang kita percayai
  1Te. 1:4 Eksposisi Kasih tanpa syarat itu didasarkan pada anugerah Allah. Kita tidak boleh bersikap terhadap sesama berdasarkan reaksi seseorang terhadap kita. Perbuatan yang didasarkan karena kasih akan membuat kita selalu teringat pada anugerah Allah. Perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya harus tetap difokuskan pada anugerah Allah sehingga memuliakan Allah.
Submitted by admin on 3 July, 2008 - 13:28

Komentar