Login / Register    » RSS GEMA Feed

Yesus Kawan yang Setia (What a Friend We Have in Jesus)

admin's picture

HENRY Brooks Adams (1838-1918) pernah berkata, "Seorang sahabat seumur hidup sangat banyak dua orang banyak tiga orang hampir mustahil." Apakah kedengarannya berlebihan? Sebenarnya, bila kita pandai bergaul, kita akan mempunyai banyak teman. Atau apakah demikian? Sahabat yang sungguh-sungguh maksudnya.

Kita akan mulai dengan suatu definisi. "Seorang sahabat adalah seseorang yang mengenal diri kita, tetapi tetap mengasihi kita." Pikiran ini mungkin tidak dapat diterima oleh beberapa orang. Karena jika kita memperlihatkan keadaan diri kita yang sebenarnya yaitu, pikiran yang menyatakan rasa tidak aman dan prasangka-prasangka kita, kita mungkin akan putus hubungan dengan banyak orang yang kita sebut sebagai "teman" kita.

Atau, bagaimanakah jika kita jatuh ke dalam pencobaan dan berdosa besar? Apakah orang-orang yang kita sebut sebagai teman akan tetap mendukung dan mengakui kita sebagai teman dalam keadaan yang sangat memalukan?

Berapa banyak persahabatan yang tergantung pada jabatan sosial atau keadaan finansial? Kita menyambut orang-orang yang keadaan sosialnya setingkat dengan kita. Bagaimana bila keadaan berubah, entah baik atau buruk? Apakah persahabatan kita dapat menjenibatani jurang perubahan itu? Mungkin tidak.

Pertanyaan-pertanyaan ini tidak bermaksud untuk memandang persahabatan kita sekarang dengan kecurigaan. `Tetapi hendaklah hal ini mengingatkan kita tentang kata-kata dari `Tuhan Yesus kepada para murid-Nya.

"Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (Yoh. 15:15).

Beberapa orang Kristen dicobai untuk percaya bahwa jika seorang teman jatuh ke dalam dosa entah itu kejatuhan moral atau keraguraguan secara teologis ia harus dikeluarkan, jangan sampai nama baik kita ternoda oleh kegagalannya. Tetapi Yesus membuktikan diri-Nya sebagai seorang teman dari orang-orang berdosa (Luk. 7:34). Persahabatan-Nya mengangkat kita dari dosa dan membawa kita kepada keluarga-Nya. Yesus adalah sobat kita. (Menyanyi atau membaca ayat 1.) Bagi kita, persahabatan yang berkesinambungan tergantung pada keseimbangan dari give and take (memberi dan menerima). Jika teman kita tidak memperhatikan kita, atau sering meminta tolong, atau gagal untuk membalas secara memadai, hubungan akan berbahaya. Tetapi tidaklah demikian dengan Tuhan Yesus. Ia siap mengampuni kita, bagaimanapun seringkali kita tidak setia kepada-Nya. Ia adalah seorang sahabat yang mendengarkan setiap permohonan dan menjawabnya setiap saat sesuai dengan apa yang terbaik bagi kita. (Menyanyi atau membaca ayat 2.)

Joseph Scriven, pengarang lagu ini, adalah seorang yang mengalami persahabatan dengan Kristus ketika hidupnya dilanda dengan kesulitan. Sebagai seorang pemuda di Irlandia, kira-kira pada tahun 1840, calon istrinya mengalami kecelakaan, tenggelam pada malam pernikahan mereka. Setelah itu, ia mulai latihan sebagai seorang perwira militer. Tetapi karena kesehatannya terganggu, ia terpaksa melupakan impiannya untuk meneruskan kariernya dalam bidang militer.

Joseph Scriven pindah ke Kanada. Ia menjadi pelayan bagi mereka yang kekurangan menolong mereka yang cacat dan yang mengalami kesulitan keuangan. Tetapi tragedi tetap mengikutinya. Sekali lagi, rencana untuk pernikahan tidak terlaksana ketika pacarnya yang kedua meninggal dunia setelah menderita penyakit untuk beberapa saat. Rupanya Joseph Scriven telah ditentukan untuk mengarungi hidup ini sendirian. Ia hanya mengenal persahabatan dari Tuhan Yesus. la terlewati hidupnya dengan mengalami kesepian, upah yang tidak memadai untuk pekerjaan yang berat, dan penyakit. Lagu ini adalah kesaksiannya bahwa doa tidak menghilangkan kesulitan dari hidup kita. Tetapi di tengah-tengah tragedi, pencobaan, dan kelemahan, Tuhan Yesus adalah sahabat yang setia, yang memberikan damai, yang melindungi kita dan memikul beban kita. (Menyanyi atau membaca ayat 3.)

Setelah kematian Joseph Scriven, sebagai suatu penghargaan bagi pelayanannya yang penuh pengorbanan kepada sesamanya, suatu monumen atau tugu didirikan di Port Hope, Ontario. Joseph Scriven adalah seorang imigran Irlandia yang telah menjadi teman bagi banyak orang dan yang menemukan Sahabat yang setia dalam Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus, adalah sahabat yang setia. la mengenal kita. Bila kita dan Tuhan saling mengasihi, kita adalah sahabat. Dan bila kita saling mengasihi, kata-kata yang tidak terucapkan sekalipun dapat dimengerti.

Inilah yang notabene menarik dari kisah lagu kita ini. Charles Converse, komposer dari melody ini, bukanlah seorang penulis yang biasa saja. Pada masa mudanya, ia telah belajar musik di Jerman di mana ia mengakui komponis-komponis besar Franz Liszt dan Louis Spohr sebagai teman-temannya. Kemudian, ia menjadi seorang sarjana hukum yang berhasil. Walaupun ia telah menulis simfoni dan oratorio, Con verse menikmati penulisan melody yang sederhana untuk lagu rohani. lnilah salah satu yang dikenal dan disenangi di seluruh dunia.

Author
: pengarang
Sumber
: Sahabat Gembala, Edisi Januari 1997, hal. 27-28
Submitted by admin on 27 June, 2006 - 09:03

Komentar