Login / Register    » RSS GEMA Feed

What’s So Amazing About Christ?

AntoNazareth's picture

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagaimanusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:5-8)

Kita semua tentu kagum dengan pribadi Kristus yang digambarkan dalam Filipi 2:5-8 ini. Ayat ini menjadi bukti nyata bahwa Dia adalah pribadi yang benar–benar memiliki karakter yang sangat kuat dan memiliki kasih yang luar biasa akan jiwa-jiwa. Bahkan walaupun Kristus sebagai manusia hanya hidup selama 3,5 tahun di dunia, pengaruh-Nya masih bisa kita rasakan sampai saat ini. Kita diajak untuk menyadari betapa luar biasanya pribadi Kristus tersebut. Tentunya akan banyak sekali yang bisa dibicarakan dan tidak akan pernah cukup waktu serta tenaga kita untuk menceritakan semua keluar biasaan dari Kristus. Kali ini saya ingin membagikan kepada anda salah satu karakter-Nya, yaitu kerendahan hati yang luar biasa. Apa yang bisa kita pelajari dari kerendahan hati Tuhan Yesus Kristus kita?

1. Kerendahan hati berarti memiliki hati yang ingin melayani orang lain.

Yesus Kristus adalah seorang “Servant King” yang sempurna. Dia adalah Raja yang turun ke dunia dan mengambil rupa seorang hamba demi melayani orang lain. Dengan segala atribut yang dimilikiNya sebagai Raja, Kristus memiliki segala sesuatu yang ada di dunia ini, talenta yang sempurna, kekayaan yang sempurna, bahkan kekuasaan yang sempurna yang tak tertandingi. Akan tetapi Dia rela untuk melayani, merendahkan diri-Nya demi keselamatan kita semua. Satu hal yang bisa kita pelajari adalah, kita perlu memiliki kerendahan hati seperti ini. Segala talenta, kekayaan, dan otoritas yang kita miliki, bukan untuk dipamerkan, melainkan sesuatu yang harusnya kita pergunakan untuk melayani orang lain, bahkan untuk melayani yang kita anggap “lebih rendah” dari kita sendiri.

2. Kerendahan hati berarti berani untuk mengakui kelemahan kita jika diperlukan

Banyak orang yang sangat pandai untuk mengoreksi orang lain, namun gagal untuk mengevaluasi dirinya sendiri. Kerendahan hati yang seperti Kristus adalah dia memiliki kemampuan untuk mengakui kelemahannya ketika diperlukan. Hal ini sama sekali bukan menunjukkan citra diri yang buruk, karena kerendahan hati tidak sama dengan rendah diri. Berulang kali Alkitab mengatakan bahwa Yesus mengetahui kelemahan kita karena Dia juga manusia, Dia tahu pergumulan dan kelemahan kita. Bedanya, Dia tidak berbuat dosa. Berulang kali Alkitab mengatakan bahwa menjelang kematianNya di kayu salib, Yesus merasakan lemah sebagai manusia, perlu dukungan dari murid-muridNya, tapi dalam semuanya itu Dia memilih untuk menyerahkan semuanya kepada kehendak Bapa di Sorga. Kerendahan hati berarti kita mau mengakui dan meminta bantuan dari orang lain ketika memerlukan. Kita semua memerlukan satu dengan lainnya, karena itu jangan ada seorang pun yang menyombongkan dirinya.

3. Kerendahan hati berarti mau menganggap orang lain lebih utama daripada diri kita sendiri.

Kerendahan hati, berarti kita mau menghargai dan menghormati orang lain dengan penuh kasih. Yesus Kristus menunjukkan betapa berharganya kita semua di mataNya, sampai Alkitab mencatat, Dia mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, bahkan dalam keadaan sebagai manusia, Dia pun direndahkan. Padahal untuk mau menjadi manusia saja, Dia sebenarnya sudah cukup direndahkan. Saya mengajak kita semua untuk bisa lebih lagi menghargai satu sama lain, bahkan kepada orang-orang yang kita anggap “lebih rendah” sekalipun, jika itu diperlukan. Seringkali kita terjerumus untuk mempertahankan hak kita mati-matian demi memperoleh sedikit penghargaan yang kita rasa kita layak menerimanya. Tetapi jika kita menyadari kehidupan Kristus ini, kita bisa melihat bahwa justru karena kerendahan hatiNya, Allah meninggikan Dia sendiri (di ayat 9). Mengalah bukan berarti kalah, mengalah adalah salah satu jalan yang dipersiapkan supaya kita mengalami kemenangan dan peninggian dari Allah sendiri.

Mari kita miliki sikap hati seperti KRISTUS..
 
Sumber: Ditulis oleh Pdt. DR. Jimmy Oentoro

Submitted by AntoNazareth on 19 February, 2013 - 10:30

Komentar