Syair : Onward, Christian Soldiers, Sabine Baring-Gould, 1864; terjemahan Yayasan Musik Gerejawi, 1975 (dengan perubahan seperlunya). 2 Timotius 2:1-4.
Lagu : ST. GERTRUDE, Arthur S. Sullivan, 1871.
Kaum Kristen suka berjuang, suka berbaris menuju medan perang-- bukan secara fisik, melainkan secara rohani. Peperangan kaum Kristen adalah melawan kuasa gelap, yaitu si Iblis dan bala tentaranya.
Sepanjang abad tidak ada lagu pilihan yang lebih jitu menggugah hati umat percaya dalam perjuangan mereka, daripada yang dikisahkan dalam pasal ini. Patutlah nyanyian pujian itu dijuluki "Lagu Mars Kaum Kristen."
Pengarangnya adalah Sabine Baring-Gould, yang lahir di negeri Inggris pada tahun 1834. Keluarganya yang kaya menyekolahkan dia dengan baik--di Inggris, di Jerman, dan di Perancis.
Pendeta Pengantar Injil
Ketika Sabine Baring-Gould tamat dari universitas pads tahun 1864, ia pun menyambut panggilan Tuhan untuk menjadi pendeta. Gereja pertama yang digembalakannya ialah sebuah jemaat kecil yang miskin. Kebanyakan anggotanya adalah para pekerja pabrik dan tambang batu bara. Sebelum masa pelayanannya, ada sedikit sekali usaha untuk menginjili rakyat miskin di tempat itu.
Pdt. Baring-Gould menyewa sebuah rumah kecil dengan hanya dua kamar di bawah dan satu lagi di loteng. Tiap malam ia mengajar sekolah di kamar bawah, untuk kaum buruh yang hanya dapat belajar malam hari. Tiap minggu ia mengadakan kebaktian di kamar atas.
Kadang-kadang ada orang kasar yang berusaha mengganggu sekolah malam hari itu. Untunglah Pdt. Baring-Gould mempunyai seorang guru pembantu yang baik, yaitu seorang karyawan tambang yang botak dan sudah tua. Kalau ada keributan, orang tua yang masih kuat itu segera keluar sambil memecahkan beberapa biji berkulit keras dalam tangannya. Dengan geramnya ia berseru: "Awas, nanti kupecahkan kepalamu seperti kupecahkan biji keras ini!"
Jumlah orang yang menghadiri kebaktian di kamar atas itu makin lama makin banyak. Ada yang duduk di tangga; ada yang duduk di kamar bawah. Kalau menyanyi, kadang-kadang yang di kamar atas dan yang di tangga dan yang di kamar bawah itu masing-masing mengikuti iramanya sendiri-sendiri.
Namun Pdt. Baring-Gould senang. Ia rela berdiri di atas kursi di depan tempat pendiangan dalam dapur kecil itu, agar dapat dilihat dan didengar oleh kebanyakan yang hadir. Sebagian besar dari mereka baru pertama kali sempat mendengar Kabar Baik tentang Yesus Kristus.
Kisah Cinta yang Indah
Ketika Pdt. Baring-Gould sedang melayani di desa orang miskin itu, ia pun jatuh cinta dengan seorang gadis yang bernama Grace Taylor. Grace adalah anak seorang pegawai pabrik. Sekali peristiwa ketika sungai sedang banjir, pendeta yang berani itu menyelamatkan Grace yang terbawa arus dan hampir mati tenggelam.
Atas nasihat orang tua Grace, Pdt. Baring-Gould mengongkosi calon istrinya untuk pergi ke tempat lain dan bersekolah di situ. Setelah pendidikannya agak memadai untuk seorang istri gembala sidang, ia pun dipanggil pulang untuk pemberkatan pernikahan mereka di gereja.
Bertahun-tahun lamanya Sabine dan Grace membina suatu rumah tangga Kristen yang bahagia. Mereka dikaruniai limabelas anak. Pada masa tua mereka, Ny. Baring-Gould menderita semacam cacad, dan suaminya menggaji seorang juru rawat khusus baginya. Pada saat istrinya yang tercinta itu meninggal dunia, sang suami menulis pada batu nisannya kata-kata dalam bahasa Latin yang berarti: Separuh Jiwaku.
Ia Rajin Bekerja
Pada tahun 1867 Pdt. Baring-Gould meninggalkan desa yang miskin tadi dan pindah ke gereja di tempat lain. Lima tahun kemudian, dari ayahnya ia mewarisi sebuah perkebunan, lengkap dengan perkampungannya. Selama sisa hidupnya yang sungguh panjang itu, ia menjadi tuan tanah merangkap pendeta setempat.
Sepanjang masa hidupnya yang mencapai 90 tahun (sampai tahun 1924), Pdt. Baring-Gould selalu rajin bekerja. Ia mengarang sebanyak 85 buku tentang agama, perjalanan, adat, dongeng, sejarah, roman, dan riwayat hidup. la pun menterjemahkan buku-buku dari bahasa Denmark, menyusun dua koleksi nyanyian rohani, dan menerbitkan sebuah majalah triwulanan tentang kesenian dan kesusastraan agama. Semuanya itu ia kerjakan dengan tulisan tangan sendiri, tanpa bantuan seorang sekertaris atau juru tulis.
Pernah seseorang bertanya: "Bagaimana bapak pendeta dapat mengerjakan sekian banyak tugas?"
Jawabnya: "Rahasianya ialah, saya tekun bekerja sampai selesai. Tidak usah menunggu-nunggu saat yang baik untuk mengerjakan sesuatu."
Hanya sedikit sekali dari buku-buku karangan Sabine Baring-Gould yang masih dibaca orang masa kini. Namun namanya masih tetap diingat, oleh sebab beberapa nyanyian pujian yang dikarang dan diterjemahkan olehnya. Terutama sekali di antaranya adalah lagu pilihan yang dikisahkan dalam pasal ini.
Arak-Arakan Agama
Pada tahun 1865, ketika Pdt. Baring-Gould masih menggembalakan gereja kecil di desa para pekerja pabrik dan tambang batu bara, ada suatu hari besar keagamaan yang akan dirayakan. Anak-anak sekolah dari desa itu akan berbaris ke desa lain yang dekat dan bergabung dengan anak-anak dari gereja di sana dalam semacam arak-arakan agama.
Pdt. Baring-Gould ingin supaya anak-anak itu bernyanyi sambil berbaris. Tetapi ia belum menemukan sebuah nyanyian Kristen yang cocok untuk maksud tersebut.
Semalam sebelum arak-arakan itu, ia tidak dapat tidur sampai jauh malam. Pikirannya melayang jauh ke Amerika Serikat, di mana ada Perang Saudara yang dahsyat. Ia pun merenungkan bagaimana besok anak-anak sekolah akan mengenakan pakaian seragam, sehingga mereka mirip dengan laskar kecil. Ia membayangkan bagaimana murid-murid yang lebih besar akan berbaris di muka, sambil membawa panji yang menunjukkan salib Yesus.
Atas dasar pikiran seperti itu, dalam waktu seperempat jam saja Pdt. Sabine Baring-Gould menulis kata-kata yang kemudian menjadi terkenal. Keesokan harinya, anak-anak menyanyikan lagu baru itu. Dalam tempo empat tahun saja, lagu pilihan itu telah diterbitkan, baik di inggris Raya maupun di Amerika Serikat. Kini umat Kristen di seluruh dunia menyanyikannya.
Musikus yang Serba Dapat
Bagaimana mengenai not-notnya?
Pdt. Baring-Gould sendiri mengarang sebuah melodi untuk syair ciptaannya. Tetapi musik itu cepat dilupakan. Lagunya yang paling terkenal masa kini ialah karangan Arthur S. Sullivan (1842-1900).
Sewaktu Arthur Sullivan masih kecil, ia ikut menyanyi dalam paduan suara anak laki-laki pada kebaktian yang sering dihormati oleh kehadiran sang ratu Inggris sendiri. Kemudian si Arthur sempat belajar musik baik di Inggris maupun di Jerman. Ia menjadi seorang pemain orgel di gereja, mahaguru musik di universitas, dan pemimpin orkes simfoni.
Arthur Sullivan mulai mengarang musik ketika ia baru berumur 20 tahun. Kebanyakan dari karangannya adalah musik rohani. Tetapi anehnya, karangannya yang paling terkenal adalah beberapa opera komedi yang diciptakannya bersama dengan William S. Gilbert. Bahkan dalam bahasa Inggris istilah Gilbert-and- Sullivan hingga kini masih biasa sekali diucapkan sebagai nama julukan untuk sandiwara musikal yang lucu-lucu.
Pada tahun 1871 Arthur Sullivan mengunjungi rumah kawan-kawannya yang kaya. Ia menyebutkan bahwa ia sudah menggubah sebuah lagu baru untuk nyanyian terkenal karangan Sabine Baring-Gould, tetapi ia belum sempat mencatatnya di atas kertas.
Teman-temannya mengikuti dia ke sebuah ruang kebaktian kecil dalam rumah mereka. Di sanalah, dengan menggunakan sebuah orgel mini, Arthur Sullivan mengajarkan kepada mereka sebuah lagu Yang kini terdengar di mana-mana pada seat orang menyanyikan "Lagu Mars Kaum Kristen".
Author
|
: | H.L. Cermat |
Sumber
|
: | Riwayat Lagu Pilihan dari Nyanyian Pujian, Jilid 1 ® Lembaga Literatur Baptis |
- Login to post comments
- 8903 reads