Login / Register    » RSS GEMA Feed

Sejarah Lagu "Ku Cinta pada-Mu"

admin's picture

Syair : My Jesus, I Love Thee, William R. Featherston, antara 1862.
Lagu : GORDON, Adoniram J. Gordon, 1876. Efesus 6; 24; Markus 15:16-17.

Dalam beberapa koleksi nyanyian pujian yang diselidiki oleh penulis seri buku ini, nama pengarang lagu yang diceritakan dalam pasal ini tidak disebut-sebut. Malahan ada kumpulan lagu yang menyatakan bahwa pengarang itu "tak dikenal".

Hal itu tidak mengherankan. Berpuluh-puluh tahun lamanya nama penulis itu diliputi rahasia. Hanya dalam tahun-tahun belakangan ini para sarjana sejarah lagu rohani berhasil menemukan dengan pasti siapa dia. Dan ada juga satu fakta yang menarik sekali yang sempat digali oleh para ahli sejarah musik gerejani, yaitu: Pengarang itu ternyata masih muda benar ketika ia menulis sebuah lagu pilihan yang kemudian menjadi terkenal di seluruh dunia.

Riwayat yang Kurang Lengkap

Terus terang, sedikit sekali yang kita ketahui tentang riwayat hidup William Ralph Featherston.

Bagaimanakah ejaan namanya yang tepat? Tahun berapakah ia lahir? Tahun berapakah ia meninggal? Bahkan ada beberapa keterangan dasariah seperti itu yang masih dipersoalkan.

Yang jelas ialah, bahwa William Ralph Featherston lahir sekitar pertengahan abad ke-19 (menurut beberapa orang, tahun 1846; menurut yang lain lagi, tahun 1842). Pada tahun 1858, di kota Toronto, Canada, ia bertobat dan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan Yesus. Jadi, ia baru berumur 16 tahun pada saat pertobatannya (atau mungkin juga ia masih semuda 12 tahun saja).

Saat ajalnya pun menimpa dia pada umur masih muda. Ada yang mengatakan ia meninggal tahun 1873; ada pula yang berpendapat tahun 1878.

Yang lebih penting daripada penyesuaian fakta itu ialah, bahwa ia sudah meninggalkan suatu kesaksian yang indah di dunia ini, sebelum ia berpulang untuk menemui Juru Selamatnya di surga. Kesaksian itu berupa sebuah syair yang menyatakan cinta kasihnya kepada Tuhan Yesus.

Juga tidak pasti diketahui, kapan William Ralph Featherston mengarang kata- kata kesaksiannya itu. Tentu pada saat itu umurnya tidak lebih dari 20 tahun. Bahkan lagu pilihan yang agung itu mungkin sekali diciptakan oleh seorang yang baru berumur belasan tahun saja!

Rupanya si Ralph memasukkan syair karangannya dalam sepucuk surat yang dialamatkan kepada bibinya. Bibinya itu tinggal di kota Los Angeles, California, Amerika Serikat. Wanita itu suka sekali akan hasil karya keponakannya, dan menyarankan agar syair itu diterbitkan.

Kebiasaan yang Aneh

Siapakah yang mengarang musik untuk "Lagu Kasih Karangan Orang Muda" itu? Namanya Adoniram Judson Gordon (1836-1895). Ia diberi nama menurut nama seorang Baptis yang mula-mula keluar dari Amerika sebagai utusan Injil ke negeri Birma. Tidaklah mengherankan bahwa seorang anak laki laki yang diberi nama luhur seperti itu juga kemudian menjadi seorang pendeta gereja Baptis!

Adoniram J. Gordon mendapat pendidikan yang baik, di universitas dan di seminari. Ia ditahbiskan pada umur 27 tahun, dan menggembalakan beberapa jemaat Baptis sampai saat kematiannya di puncak ketenarannya.

Pendeta yang pandai itu mempunyai suatu kebiasaan yang aneh. Sewaktu bekerja, ia suka bersenandung. Yang dilagukannya itu ialah sepotong-sepotong dari melodi- melodi yang sedang dibuatnya sendiri. Sekali-sekali ada melodi baru yang menarik perhatiannya. Kemudian ia biasa minta seorang anggota keluarganya untuk memainkan lagu yang baru ia senandungkan itu. Kalau masih baik kedengarannya pada saat dibunyikan dengan piano atau orgel, Pendeta Gordon cepat-cepat mencatatnya. Baru kemudian, pada waktu yang lain, ia menggubahnya menjadi sebuah lagu yang lengkap.

Kebiasaan Pendeta Gordon yang aneh itu mendorong dia untuk menyiapkan suatu kumpulan lagu-lagu pilihan. Sambil membuat koleksi itu, ia pun menemukan, dalam sebuah buku dari negeri Inggris, suatu nyanyian baru yang amat ia sayangi.

Nyanyian pujian itu ada dua kekurangannya: Nama pengarangnya sama sekali tidak disebut-sebut. Dan musiknya kurang layak untuk syair yang sedemikian luhurnya.

Pendeta Gordan sama sekali tidak tahu bahwa ia sedang melihat "Lagu Kasih Karangan Orang Muda." Ia pun tidak tahu siapa "orang muda" itu. Tetapi ia tahu bahwa ia dapat memenuhi kekurangan yang dirasakannya tentang musik yang kurang cocok itu. Maka ia menulis not-not yang sekarang dinyanyikan di seluruh dunia, pada saat orang-orang Kristen menyatakan cinta kasih mereka kepada Sang Juru Selamat.

Author
: H.L. Cermat
Sumber
: Riwayat Lagu Pilihan dari Nyanyian Pujian, Jilid 1
® Lembaga Literatur Baptis
Submitted by admin on 27 June, 2006 - 11:26

Komentar