Penerbit: Bio Pustaka

Musik adalah salah satu medium perlawanan dan pemberontakan atas kondisi sosial yang timpang. Berbagai genre musik dan sejumlah musisi sudah menyadari hal tersebut sejak awal mereka lahir dan memainkannya. Kritik dan protes pun akhirnya lekat dengan musik, jumlahnya sebanyak para musisi yang meyakini bahwa pembaharuan sosial bisa disuarakan melalui musik.

Penulis: Drs. A.M. Susilo Pradoko, Msi

Penulis: Hendro S.D

Sebagai seorang pemain gitar, tentunya Anda telah mengetahui jenis-jenis akor, mulai dari akor mayor, akor minor, akor dominant septime, akor diminished, akor augmented, akor minor 6, akor mayor 7, akor suspended, dan lain-lain. Ya, akor merupakan gabungan tiga nada atau lebih yang dapat dimainkan secara serentak dan bersamaan.

Penulis: Adi Nugroho

Penulis: Round Knee Ir. McHaji

Orang yang ingin belajar gitar adalah orang yang hanya ingin bisa memainkan alat musik ini sebatas mampu mengiringi lagu yang asal enak didengar oleh telinga. Jika memainkan gitar secara solo, dia akan mengalami kesulitan. Orang yang bermain gitar adalah orang yang ingin menguasai alat musik ini, serta memainkannya secara baik dan benar. telinga. Jika. Dia tidak hanya mampu mengiringi lagu dan mencari chord yang dimainkan, tetapi dia juga bermain gitar solo.

Penulis: Christya Putri Adinda

Kalian tentu menyukai musik, kan? Selain belajar sains, bahasa, dan ilmu lainnya, musik juga menjadi ilmu yang menarik untuk dipelajari. Bahkan, dengan bermusik ternyata dapat meningkatkan kecerdasan dan prestasi dalam bidang ilmu lain. Nah, tunggu apa lagi untuk belajar musik?

Penulis: Ossa Sungkar, SH

Buku ini dibuat berdasarkan pengalaman penulis sebagai instruktur drum selama 9 tahun dan Kepala Dewan Pengembang Kurikulum (DPK) serta koordinator intruktur drum di Lembaga Pendidikan Musik Chic?s dan juga pengalaman penulis sebagai musisi, baik recording player maupun live show bersama banyak musisi/grup musik tanah air.

Penulis: Soegianto Widjaja

Buku ini merupakan ringkasan dari buku serupa yang ditulis oleh John Owen. Pertama kali saya membacanya pada saat saya duduk di bangku akhir kuliah (2002), saya sangat merasa terberkati dan merasakan bahwa tulisan-tulisannya sangat aktual bagi kehidupan kerohanian saya yang mulai terasa kaku dan dingin. Namun alangkah kagetnya saya bahwa ternyata tulisan-tulisan oleh John Owen telah berumur +/- 100 tahun tanpa kehilangan kontekstualitasnya.

Penulis: laura alanda

Banyak orang kehilangan pegangan, tatkala mereka mengalami dan bersentuhan dengan penderitaan, kehilangan, dan kesakitan. Banyak orang menjadi murtad, dan tak sedikit yang meninggalkan Allah. Namun banyak juga yang mengalami kemenangan atas penderitaan, sekalipun penderitaan tidak diambil daripadanya.

Penulis: laura alanda)