Jujun adalah seorang anak laki-laki. Dia hidup di jalanan. Dia baru berusia 8 tahun. Pekerjaannya adalah mengemis di jalan, mengharap kasihan dari mereka yang lewat. Ia tinggal bersama teman gelandangannya di bawah jembatan layang di suatu tempat di Jakarta Barat. Meski demikian, ia sudah tidak memiliki ayah, ibu, kakak , adek, saudara dan yang lainnya yang mau memperdulikannya. Sebatang kara. Suatu etika, di siang yang terik, Jujun mengemis di daerah Cengkareng.
Lampu merahpun menyala, ia segera menghampiri mobil sedan hitam, kebetulan kaca mobilnya terbuka. "Pak, saya minta uang bapak barang seratus perak", ucap Jujun. Namun, dengan tiba2 kaca mobil itu menutup "Ziiiipp!" Berikutnya, ia mendatangi mobil berwarna merah, namun juga gagal. Karena merasa uaha nya gagal, ia pun bernyanyi di depan sebuah mobil berwarna kuning dengan bertepuk tangan, "Bertahan satu cinta... Bertahan satu Ce_Ie_En_Te_Aa..." Sopir mobil itu tiba2 memngulurkan tanganya dan memberi anak itu sebungkus nasi padang dan sebuah kartu nama. Karena penasaran, anak itu mencari alamt yg ada di kartu nama itu. Sampailah ia di sebuah gereja kecil di pinggiran Jakarta barat sana.
Terlihat disana, seorang yg sedang menyapu halaman gereja. Begitu dekat, ia sadar bahwa ia adalah mempunyai wajah yg mirip dengan sopir mobil kuning kemarin. Merekapun saling berkenalan dan berbincang, "Oh, itu adalah salah satu jemaatku, ia sudah bercerita ttg pertemuannya denganmu. Ia sebelumnya pernah memimpikan kamu, makanya ia memberimu kartu namaku spy kau bs kesini", kata pria itu. "Bolehkah aku bertemu pria itu pak", kata Jujun. Pendeta itu menjawab, "Ia ada di belakang gereja, nak.." Jujun beranjak menuju belakang gereja. DIlihatnya pria yg pernah ditemuinya di jalan itu. Ia sedang menurunkan sampah dai truk kuning-nya. "Ayah...", kata Jujun secara tidak sengaja, kata ayah begitu saja terlontar begitu saja. Pria itu ternyata seorang sopir truk sampah yg brtugas mengangkut sampah dari tempat pembuangan sampah yg ada di belakang greja itu. "Baiklah, nak. Mulai saat ini kau anakku...
Tanggalkan pakaianmu, ada baju baru menantimu di dalam kabin truk" kata pria itu. Jujun berganti pakaian, dan membantu ayah barunya itu disana sampai sekarang. Setiap minggu ia mulai ikut sekolah minggu dan pelayanan disana hingga ia dewasa. Ia mulai berubah dai anak jalanan menjadi anak gereja yg senang membantu ayahnya mengurusi kebersihan di sana.
- Login to post comments
- 4804 reads
Comments
1 comment postedmaaf gan, saya muslim.. tp yg penting damai gan.