Login / Register    » RSS GEMA Feed

Kaca Mata - Perspektif Allah

Fajar Christian's picture

 

Ahh, sangat menyenangkan jika sebentar bisa meninggalkan rutinitas di Solo. Benar saja, ini yang saya bayangkan ketika kemarin hari minggu (19/5/2013) saya menadapat kesempatan untuk ke Jogja dan menuju Pantai. Sudah sangat menyenangkan bisa melepas pandang yang jauh di ujung lihat laut setelah hari-hari hanya berbatas pada layar laptop dengan data-data yang sangat banyak. Terbayang juga angin sepoi pantai yang menyejukkan, yang pasti bisa menghilangkan rasa panas udara Solo akhir-akhir ini. Rindu juga untuk bisa bermain air di bibir pantai setelah biasanya hanya terkena air waktu mandi pagi dan malam karena sering pulang kerja larut.

 

Tidak hanya itu saja, yang lebih special adalah karena saya akan berangkat dengan teman-teman dari Gereja, yup, acara ini merupakan Persekutuan Gabungan Remaja dan PemudaGKJ Jebres. Terbayang akan ada perjalanan dalam bus yang sangat riuh, semangat panas pantai yang menyenangkan, dan jalan bersama di Malioboro yang syahdu. Heeee

 

Saya sudah berada diujung perjalanan, semua masih sibuk dengan persiapan masing-masing, beberapa teman masih harus mengangkat peralatan untuk disana, Gitar, Jimbe, Tikar, dsb, sedang saya masih sibuk terik-teriak dan memastikan agar tidak ada barang yang tertinggal apalagi ada teman yang ketinggalan. Kami berangkat dengan 2 armada, 1 bus besar dan I bus kecil, saya sendiri berada di bus besar dengan teman-teman remaja, sedang rekan pemuda berada di bus yang kecil.

 

Perjalanan kami lalui dengan sangat menyenangkan, teman-teman dibelakang asik dengan gitar dan jimbenya, sedang yang ditengah dikuasai oleh ibu-ibu (remaja putri-red) yang asik ngegosip, sedang baris depan tampak lebih tenang. Cukup lama perjalanan kami, tapi dengan suasana yang fun, perjalanan itu tidak terasa.

 

Akhirnya kami sampai, jauh memandang terlihat laut yang begitu biru dan menyejukkan. Segera kami bergegas untuk persiapan acara persekutuan kami. Dan persekutuanpun dimulai.

 

Sssttttttt persekutuan sedang berlangsung….

 

Selesai persekutuan kami makan siang bersama, ikan cakalang bakar sudah siap kami santap, tapi saya  melihat semua tidak terlalu menikmati makan siang ini, bukan karena makanan yang kurang enak atau apa, tapi semua teman-teman sudah terlihat tidak sabar untuk segera menuju pantai.

 

Selesai makan dan kami bersiap untuk kepantai, semua langsung berganti kostum masing-masing. Beberapa rekan tetap tinggal di tempat makan, beberapa rekan sibuk menyiapkan kamera mareka, dan lebih banyak rekan yang sudah berlari duluan ke pantai untuk bermain air.

 

Saya juga segera berjalan ke bibir pantai Depok, melihat, dan bersyukur untuk semua berkat yang sudah Tuhan beri bagi saya dan bagi kami. Berjalan di atas pasir hitam yang basah dengan terik yang cukup panas siang itu. Akhirnya saya menceburkan diri ke air.

 

Dan disinilah akhirnya terjadi hal yang tidak saya inginkan. Sebelum saya ke air, saya sudah menitipkan Hp dan dompet saya, saya merasa ini cukup save untuk saya bermain air. Tapi ada satu hal yang sala lupa titipkan KACA MATA, yang tetap saya pakai.

 

Pada awalnya semua berjalan baik-baik saja, semua aman terkendali. Dengan teman yang lain saya duduk dan menunggu disapu oleh ombak lalu kembali ke pinggir lagi. Hingga pada satu kesempatan ada ombak yang cukup besar menyapu kami, pada sapuan pertama saya masih save dengan kaca mata yang saya pakai, tapi yang terjadi sebelum saya kembali menuju tepi saya disapu oleh ombak ke dua yang ternyata lebih besar, dan tentu saja saya tergulung hingga jauh dari tepi. Semua di air, sulit bernafas, dan kebingungan, hingga saya bisa keluar dan satu hal yang saya sadari KACA MATA saya sudah terlepas. Langsung panik dan berusaha mencari disekitar saya berdiri, tapi tetap saja tidak ketemu, beberapa rekan membantu dan tetap saja tidak ketemu. Akhirnya dalam hati saya berkata…. Selamat jalan kaca mataku, aku akan selalu mengenang setiap kebersamaan kita selama ini…. :’(

 

Sudah kepalang basah, akhirnya saya melanjutkan kegiatan dipantai, beberapa saat kemudian saya mengajak rekan yang lain untuk segera kembali karena ada perjalanan lagi yang harus kami tempuh.

Benar saja, sisa perjalan di Jogja tidak bisa saya nikmati dengan sepenuh hati. Saya jadi tidak bisa memandang dengan jelas, jadi mual, dan tentu saja sangat pusing.

 

Syalom,

Pengalaman ini sangat bermanfaat bagi saya, ketika saya tiba dirumah saya segera merenung, ada pelajaran apa yang bisa saya ambil. Saya mengambil Laptop dan saya menulis catatan ini

 

Kita hidup didunia ini, menjalani tiap sisi kehidupan yang sudah Tuhan beri, dengan semua Anugrah dan Kedamaian yang sudah Tuhan taruhkan atas kehidupan kita. Tapi pada sisi lain, sukakah si jahat dengan ini semua? Tentu tidak

 

Sebagai anak Tuhan kita harus terus berjalan beriringan dengan semua yang Tuhan mau itu kita lakukan dalam kehidupan ini, melihat semua sama seperti yang juga Tuhan lihat.

 

Seringkali kita jatuh pada apa yang dunia tawarkan, kbohongan, iri, dengki, dsb. Itu yang membuat kita merasa sangat jauh dengan Tuhan.

 

Lantas sebenarnya apa yang harus kita lakukan? Cara terbaik adalah kita harus memiliki hati dan mata seperti yang Tuhan punya. Belajar mengerti setiap kemuan Tuhan dalam kehidupan kita. Pada akhirnya Firman Tuhan akan membawa kita pada kesiapan diri yang lebih baik untuk menghadapi ancaman dari si jahat.

 

Setiap taburan Firman Tuhan memberi perspektif yang sama seperti apa yang Tuhan lihat. Sudut pandang dan penilaian kita tidaklah cukup mampu untuk menjaga kita dari semua dosa. Dengan memakai sudut pandang Allah, maka kita akan menjadi kuat. Semakain banyak kita merenungkan Sabda Tuhan, semakin tekun kita berdoa, semakin rutin kita bersaat terduh, semakin suka kita membaca Alkitab, maka kita akan semakin kuat untuk memakai sudut pandang Allah dalam kita menjalani kehidupan kita.

 

Jika tidak, maka seperti saya kehilangan kaca mata saya sehingga semua pandangan saya menjadi kabur dan tidak jelas, maka kita juga akan terncam ditipu oleh si Iblis dengan dosa. Kita tidak mampu melihat dengan jelas semua kehendak Tuhan dalam kehendak Tuhan.

 

Jangan pernah jauh apalagi melepaskan perspektif Allah, tetap menjadi kuat dalam Dia, maka kita akan semakin bijak untuk menjadi garam dan terang dunia bagi orang lain.

 

Tuhan Memberkati

 

kaca mata, aku kangen kamu :’(

Submitted by Fajar Christian on 29 May, 2013 - 14:21
 

Komentar