Lagu “Sangat Besar Anugrah Mu” ditulis oleh John Newton pada tahun 1700-an, yang berhubungan dengan proses perubahan hidupnya sendiri. Newton, yang didorong ibunya untuk terlibat dalam pelayanan gereja sejak usia dini, kemudian terlibat dalam perdagangan budak melalui pekerjaannya di kapal. Pada usia 23 tahun, ia mengalami pengalaman yang mengubah hidupnya selama badai, yang memicu kesadarannya dan mengarahkannya untuk meninggalkan perdagangan budak dan mendedikasikan dirinya untuk melayani. Newton juga bergabung dengan William Wilberforce dalam memperjuangkan penghapusan perdagangan budak di Inggris, yang berhasil dilakukan pada tahun 1807.
- John Newton
- Sangat Besar Anugrah Mu
- Perdagangan budak
- William Wilberforce
- Penghapusan perdagangan budak
- Transformasi hidup
- Anugerah Tuhan
- Yesus Kristus
- John Newton menulis lagu “Sangat Besar Anugrah Mu” pada tahun 1700-an.
- Newton didorong ibunya untuk terlibat dalam pelayanan gereja sejak usia dini.
- Newton terlibat dalam perdagangan budak melalui pekerjaannya di kapal.
- Newton mengalami transformasi hidupnya selama badai di laut.
- Newton bergabung dengan William Wilberforce dalam memperjuangkan penghapusan perdagangan budak.
Sangat besar anugrah-Mu, memberi aku keselamatan. Banyak orang yang tersentuh setiap kali menyanyikan lagu ini. Amazing Grace, judul asli lagu ini, adalah lagu himne yang paling populer
dan paling disukai. Lagu ini ditulis oleh John Newton dari Inggris pada sekitar tahun 1700-an.
Lagu ini berhubungan dengan proses perubahan hidup yang nyata dari pengarangnya.
Ibu Newton adalah seorang yang saleh. Ia mendorong Newton untuk terlibat dalam pelayanan gereja pada usia yang masih sangat muda. Newton sudah mampu menghafalkan dasar-dasar pelajaran katekisasi dan lagu-lagu himne pada usia empat tahun. Ibunya meninggal saat ia berusia tujuh tahun. Pada usia sebelas tahun, Newton berlayar bersama ayahnya yang bekerja sebagai kapten kapal.
Kehidupan di kapal membuat Newton menjauhi prinsip-prinsip ajaran agama yang diajarkan ibunya dan hidup dalam pesta pora, jauh dari kehidupan yang dulu pernah dia jalani sebelumnya. Ia bergabung dengan pelayaran yang memperdagangkan budak, bahkan akhirnya, ia memiliki kapal sendiri yang digunakan untuk memperjual-belikan budak dari Afrika.
Pada tahun 1748, saat ia berusia dua puluh tiga tahun, ia berusaha keras membebaskan diri dari badai ganas yang sedang menenggelamkan kapalnya ke dasar laut. Situasi badai yang seolah-oleh hendak membawanya kepada kematian, justru membuat dia memikirkan kembali akan makna kebenaran hidup dalam Kristus. Roh Kudus menggugah hatinya melalui badai ganas yang ia alami. Ia menyadari keadaan hidupnya dan meninggalkan pekerjaannya saat itu lalu menyerahkan diri untuk melayani sepenuhnya. Selama hidupnya, setelah hidup barunya, Newton merasakan anugerah Allah yang merubah hidupnya. Sepanjang waktu pelayanannya di sebuah gereja di kota Olney, ia juga menuliskan otobiografi spiritual dalam sebuah lagu yang kita kenal sampai saat ini.
Newton juga bergabung dengan William Wilberforce dan pemimpin-pemimpin yang lain dalam memperjuangkan pemberantasan perdagangan budak di Inggris. Pada tahun 1807, tahun di mana Newton meninggal, Parlemen Inggris akhirnya menghapuskan perbudakan di seluruh wilayah Inggris.
Biografi spiritual kita mungkin tidak sedramatis Newton, tapi kita semua adalah penerima-penerima anugerah Tuhan, yaitu jaminan keselamatan yang sudah diberikan secara cuma-cuma melalui Yesus Kristus.
Sumber:
Henry Gariepy: Songs in the Night, Inspiring Stories behind 100 Hymns Born in Trial and Suffering: Michingan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1996, h. 105.