Strategi marketing yang bagus, melempar soundtracknya ke lautan sebelum filmnya beredar. Bagai udang lugu tanpa otak sayapun dengan mudahnya terperangkap rayuan maut racunnya. Dan karena racun sudah merasuki sampai ke relung jiwa, maka dengan mudahnya pula saya ikut arus terperangkap masuk ke dalam pusaran romansa filmnya. Begitulah kira-kira kisah mengapa saya menonton film ini, ringkasnya sih, dari telinga turun ke hati.
Cerita film yang adalah kelanjutan dari New Moon ini masih berputar di kehidupan remaja labil, Bella Swan, yang bingung memilih pria yang terbaik untuk dirinya, Edward Cullen, vampire ber-glitter yang tak kunjung tua, atau Jacob Black, manusia serigala yang tak punya baju. Edward yang bertransform menjadi pria dewasa yang bijaksana dan Jacob yang tak henti-hentinya berjuang jatuh bangun mendapatkan cinta membuat Bella semakin kesusahan dalam memilih. Belum lagi ada Victoria, si vampire rambut merah yang mengincar darah Bella, yang membuat pasukan baru untuk mengalahkan The Cullens. Bella yang merasa terancam oleh Victoria pun harus menyatukan keluarga vampire dan serigala untuk membantunya.
Pusing dan frustasi melanda ditengah film, ketika saya menyadari kalau selama ini perjuangan The Cullens dan Quilluetes mati-matian menghadang musuh hanya demi Bella semata. Belum lagi di film ini diceritakan kalau Bella sudah beranjak ‘dewasa’ dan entah kenapa lebih mesum dari film yang sebelumnya, bahasa dangdutnya, nabirong (nafsu birahi merongrong). SPOILER ALERT! Ada satu adegan dimana Bella memohon kepada Edward untuk having sex, tapi Edward menolaknya dengan alasan mereka belum menikah. Wanita mesum terhujat 2010, itulah award sepihak saya untuk Bella Swan. Tapi lucunya, akhirnya birahi Bella Swan muncul juga ke permukaan setelah selama film-film sebelumnya ekspresi mukanya seperti berusaha menahannya. Hihihi.
Kasihan Bella, selalu saya cela, salah sendiri mukanya mesum. Mari berlanjut ke penyegaran suasana. Robert Pattinson terlihat lebih tua di film ini, lucu, padahal semestinya Edward Cullen tidak bertambah tua satu sel darah pun. Bella Swan (Kristen Stewart), Jasper (Jackson Rathbone), dan Rosalie (Nikki Reed) entah kenapa terlihat lebih menarik dengan gaya rambut baru. Victoria yang baru, Bryce Dallas, lebih cantik tapi sayangnya kurang bermuka antagonis karena matanya terlalu indah. Leah, si serigala wanita, membingungkan saya kenapa dia tidak telanjang dada seperti teman-teman serigalanya. Dan akhirnya Dakota Fanning mendapatkan lebih dari satu scene di film ini.
Menurut saya, film ini benar-benar menghibur. Eclipse lebih banyak unsur komedinya dibanding 2 film sebelumnya. Dari muka mesum, dialog, teknik menggombal, sampai ketidaklogisan cerita seperti bagaimana caranya serigala wanita berpakaian begitu cepat setelah berubah membuat saya ketawa-ketiwi cekikikan geli sana-sini. Tapi, kalau dari segi cerita saya masih lebih suka New Moon yang masih lebih “berbobot”, Eclipse benar-benar hanya berisi parodi gombal jenaka dari kelabilan wanita.
Salut buat sang sutradara, David Slade, yang mampu membuat film komedi romantis tergombal 2010. Tidak sia-sia saya mengantri berkeringat kepanasan disela-sela ribuan penggemar Twilight, telinga saya sudah terpuaskan mendengar soundtrack yang magnificent. Selamat mengantre dan semoga anda ikut senang mendengar soundtracknya, filmnya? Siapkan tisu agar anda tidak meneteskan air mata ketika tertawa terbahak.
***
Selamat menonton.
- Login to post comments
- 2664 reads