James McGranahan, seorang musisi berbakat dari Amerika yang dikaruniai suara tenor yang unik. Ia lahir di West Fellowfield, Pennsylvania tanggal 4 Juli 1840. Ia memperdalam bakat musiknya di bawah bimbingan guru-guru musik terkemuka yang mendorongnya mengembangkan karir di dunia opera. Ia pun yakin bahwa dunia opera, cepat atau lambat, akan berada dalam genggamannya.
McGranahan seorang Kristen. Sahabatnya, Philip P. Bliss juga seorang musisi handal namun Bliss lebih memilih meninggalkan karirnya sebagai penyanyi untuk kemudian menyerahkan hidupnya secara penuh waktu bagi pekerjaan Tuhan. Walaupun saat itu usianya baru 38 tahun, dua tahun lebih tua dari Granahan, tapi ia sudah mencatat segudang pelayanan menakjubkan yang ia lakukan bersama Major D. W. Whittle. Roh Kudus bekerja melalui pelayanan musiknya, sehingga membuat hati banyak orang tergerak untuk diselamatkan. Whittle merindukan, James-pun mengalami hal yang sama.
Suatu hari, Philip Bliss dan istrinya sedang bersiap-siap pergi ke Pennsylvania untuk acara Natal. Ada banyak hal yang harus mereka persiapkan tapi Philip merasa terdorong menulis surat kepada James. Surat itu dibacakannya kepada Major Whittle. Ia mengibaratkan James seperti "seseorang yang sedang mengasah sabit". Ia menekankan pada James, "Berhentilah mengasah, mulailah bekerja untuk Tuhan, tuailah bagi Sang Raja".
Satu minggu kemudian, penulis surat itu meninggal. Saat kembali dari Pennsylvania ke Chicago, kereta yang dinaiki Philip mengalami kecelakaan di Ashtabula, Ohio, jatuh ke jurang dan terbakar. Philip dan istrinya tewas dalam tragedi itu bersama 100 orang lainnya. James langsung menuju ke tempat kejadian saat mengetahui tragedi tersebut. Di tempat itu, ia, untuk pertama kalinya, bertemu dengan Major Whittle. Saat itu, Major Whittle berkata, "Di samping saya berdiri seorang yang sudah ditunjuk oleh Tuan Philip sebagai penerus pelayanannya".
Kedua orang itu kembali ke Chicago bersama-sama dan dalam perjalanan, James akhirnya tidak mampu menolak panggilan Tuhan. Ia memutuskan menyerahkan seluruh talenta dan hidupnya bagi pekerjaan Tuhan di bidang musik rohani. Ia bersedia "menuai bagi Sang Raja". Ia benar-benar dipakai Tuhan dalam pelayanannya di seluruh Amerika, Inggris dan Irlandia. James wafat di Kinsman, Ohio pada tanggal 9 Juli 1907. Seluruh ambisinya sudah ia letakkan ke dalam tangan Tuhan bagi kemuliaan-Nya.
Hari ini, kita menyanyikan salah satu lagu ciptaan-Nya, "Yesus Menerima Orang Berdosa". Melalui lagu ini, marilah kita belajar menghayati bagaimana Tuhan rindu memakai kita dengan sangat heran hanya jika kita bersedia menyerahkan semua yang kita miliki bagi Dia. Tuhan ingin memakai kita untuk memberitakan berita keselamatan bagi mereka yang berdosa. Relakah kita menyerahkan apa yang kita miliki untuk menuai tuaian bagi Sang Raja? Satu jiwa berharga di mata Tuhan. Tuhan memberkati kita semua.
Sumber:
- Kenneth W. Osbeck: Amazing Grace: 366 Inspiring Hymn Stories for Daily Devotions, Grand Rapids: Michingan 49501, Kregel Publications 1990, h. 32.
- http://www.cyberhymnal.org/htm/c/h/chrisrec.htm
- Login to post comments
- 6177 reads
Comments
2 comments postedMenakjubkan! artikel ini benar-benar menemplak saya. saya jadi diteguhkan dan diingatkan kembali akan kesediaanku menerima panggilan Tuhan. sungguh benar, aku merasakan banget, kalo Tuhan dah panggil kita, Dia bilang akan perlengkapi kita, berarti ada prosesnya, dan proses itu tidak sebentar dan tidak mudah. kita harus tahan uji. aku sekarang merasa banget ada dalam proses itu. menantang banget tapi seru karena hal-hal ajaib yang tidak kita harapkan terjadi.
Jadi ga mungkin Tuhan panggil, dia tidak perlengkapi. yang jadi masalah adalah kalo kita dipanggil kita menerima ga? banyak orang ga menerima dan menganggap itu panggilan Tuhan itu aneh karena selalu berbau roh. padahal hidup yang dituntun roh itu indah dan mulus jalannya. ketika kita menerima Tuhan dan hidup dalam jalan-Nya kita tetap manusia, hanya roh kita yang diubahkan. kita tetap bisa merasakan dan melihat hal-hal duniawi, berarti kita tetap manusia kan.. :)
beberapa orang menafsirkan bahwa panggilan untuk hamba Tuhan itu sesuatu yang besar dan hanya khusus untuk mereka yang menyerahkan dirinya penuh kepada Tuhan. menurutku itu benar tetapi kalo kita melihat arti sesungguhnya itu sebenere ndak secara harafiah seperti itu. kita menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan tetapi kita bisa juga melayani di luar gereja, bekerja di luar gereja tetap pekerjaan itu berkenan kepada Tuhan dan hati kita untuk Tuhan.
wah, pokoknya aku seneng banget ternyata ada artikel ini di GEMA. melalui hidup James Mc Granahan ini aku jadi menyadari dari nol kita bisa jadi tidak hanya sekedar nol. kok ga ada orang lain yang kasih komentar untuk artikel ini ya? ini bagus loh...
Finally the letter was done. Bliss, needing encouragement and approval for what he had said, read it to Major Whittle. In the letter he compared McGranahan’s long course of musical microsoft mcse training to a man whetting his scythe for the harvest. The climax came as he strongly urged, “Stop whetting the scythe and strike into the grain to reap for the Master!”The letter was sent on its way and quickly reached its destination. Those words touched James mcsa certification McGranahan as no others had before. He could think of nothing else. “Strike into the grain to reap for the Master…to reap for the Master…to reap for the Master!” Day and night those words were before him.One week later, December 19, 1876, the man who had penned mcp training the words was dead. The train returning the Blisses from Pennsylvania to Chicago where Philip was scheduled to sing at Moody Tabernacle broke through a railroad bridge at Ashtabula, Ohio. It plunged into a 60-foot chasm and caught fire. Among the 100 who perished in the disaster were the 38-year-old gospel singer and his wife.